🔞🔞🔞 Langit akan mendung jika Mentari tertutup awan, dan Langit akan gelap tanpa kehadiran Mentari, walau pun Bulan dan Bintang bersamanya. Begitu pula dengan Mentari, dia sangat membutuhkan Langit, karena tanpa langit hidupnya tak tentu arah. Jika Mentari dan Langit hidup bersama maka yang tercipta adalah hari yang cerah.

Cover: By. @HatersOfWorld 18+ Hans Pou Hwa adalah pria keturunan Jerman-Korea, yang memiliki ketampanan yang mampu menyihir setiap wanita di dekatnya, tak terkecuali Si Tomboy Rindy Ayuning Dias. Namun, sangat disayangkan seorang Hans yang tampan dan berbadan atletis pujaan para wanita itu, justru tak menyukai wanita. Karena masa lalu yang kelam, Hans menjelma menjadi seorang yang lebih menyukai bokong daripada selangkang. Hingga ia rela keluar dari keluarganya, melupakan notabenenya sebagai satu-satunya pewaris Pou Hwa group, demi mendapatkan kebebasan dari kekangan keluarganya, Hans rela menyamar menjadi buruh pabrik di perusahaan milik ayahnya sendiri, untuk menangkap para tikus dan hama yang menggerogoti uang perusahaan ayahnya itu hingga merugi. Penyamaran yang Hans lakukan mengharuskan dia mengenal Rindy, gadis cantik yang selalu nyaman dengan pakaian pria yang selalu ia kenakan. Gadis yang diam-diam mencintainya itu, sukses membuat Hans geram, kesal, karena tingkah usil yang selalu ia tunjukan pada Hans. Namun, justru hal itu berhasil menarik perhatian Hans hingga membuatnya jatuh cinta. Rindy berhasil menjungkir balikan gaya hidup Hans sebagai gay, dengan terapi manis seusai pernikahan tak terduga yang mereka lakukan. Hasrat primitif dalam diri Hans sebagai seorang pria pun, muncul seiring waktu yang mereka lalui. Namun, keluarga Hans yang kaya raya itu tak bisa menerima Rindy sebagai menantunya, karena Rindy hanya seorang buruh pabrik yang lahir dari rahim seorang pelacur. Ibunya Rindy memang seorang pelacur, dan itu yang membuat ego Chin Pou Hwa tidak bisa menerima Rindy. Bukan hanya itu, Ayah Rindy yang notabenenya seorang preman, dan kakak laki-lakinya yang seorang pemakai dan pengedar narkoba serta kakak perempuan Rindy yang mengikuti jejak ibunya sebagai pelacur, menambah ketidaksukaan Chin Pou Hwa pada Rindy. Akankah buah kesabaran dipetik Rindy dan Hans, setelah ujian yang bertubi-tubi menimpa keutuhan rumah tangga mereka?

18+ Untuk menjaga perasaan ibu mertuanya. Senja Larasati (26th) dengan setia, menjaga status pernikahannya dengan Fajar (32th) suaminya. Walau Fajar, suami yang di jodohkan dengannya delapan tahun yang lalu itu, sama sekali tak mencintainya. Bahkan, suaminya itu dengan teganya meninggalkan Senja di saat ia tengah hamil. Walau tanpa nafkah lahir maupun batin, tapi Senja tetap menghormati ikatan suci pernikahan itu. Dia tetap setia dan menolak setiap pria yang datang mengemis cinta darinya. Hingga waktu pun berlalu tahun pun berganti, dan ditahun ke enam sejak kepergian Fajar yang entah kemana. Tiba-tiba saja, seorang pria yang mengantongi identitas suaminya dengan luka bakar di wajah dan sebagian tubuhnya akibat sebuah ledakan, hadir di kehidupan Senja dan menciptakan sebuah cinta yang didambakan Senja dan Rio putranya. Siapakah pria itu? Benarkah dia Fajar suami yang selama hampir enam tahun meninggalkannya? Tapi Fajar tidak memiliki badan yang kekar dan tegap. Dan Fajar pun tak berotak mesum seperti pria itu. Lantas siapakan pria itu?

Sebuah siksaan yang berat bagi Bagas untuk mengabaikan ketertarikan fisik terhadap mantannya, Nessa, yang saat ini berkali-kali lebih cantik dari Nessa yang dulu pernah ia kenal. Namun, prinsip mereka yang sejak dulu menjadi jurang pemisah diantara mereka rupanya tak lekang oleh waktu, walau ketertarikan diantara mereka sangat sulit mereka lawan. Bagas yang menganut budaya Barat, sementara Nessa yang menjunjung tinggi budaya Timur. Mungkinkah bisa bersatu? *** "Mungkin, aku tidak akan pernah bisa memberikan apa yang kamu inginkan, Nessa. Karena seperti yang kamu tahu aku tidak tertarik dengan komitmen dan sama sekali tidak meyakini sebuah mitos bernama cinta." "Kalau begitu, lepaskan pelukanmu biarkan aku pergi sekarang juga." "Itulah masalahnya Nessa, aku tidak ingin kamu pergi, mungkin sedikit egois, tapi itulah kenyataanya," "Bukan sedikit tapi sangat, sangat egois, Bagas. Kamu menginginkan tubuhku, menginginkan aku selalu di dekatmu dan melarang siapa pun mendekatiku, tapi kamu tidak tertarik untuk memilikiku." "Apakah seminggu ini, sikapku padamu kurang meyakinkanmu kalau aku sangat tertarik untuk memilikimu?" "Aku hanya melihat, keegoisanmu." "Tentu saja aku ingin memilikimu, Nessa. Bukankah aku pernah berkata padamu kalau aku akan memilikimu sesuai dengan keinginanku. Sekarang jika kamu ingin kita saling memiliki, maka terimalah tawaranku. Jangan pernah gunakan perasaanmu dalam hubungan ini, kita tinggal nikmati saja kebersamaan kita. Jangan pikirkan hari esok, cinta dan pernikahan. Tidak ada kesenangan yang menjanjikan dalam kehidupan seperti itu," "Aku pun bersedia menjadi milikmu, tapi 'memiliki' dalam versi aku, yaitu saling memiliki yang diawali dengan cinta dan pernikahan, karena kata 'memiliki' versimu, bukan definisi yang aku inginkan." kata-kata Nessa tegas dan mantap, niat untuk membawa Bagas pada prinsipnya kembali berkobar, walau tidak yakin akan berhasil tapi ia akan tetap mencobanya.

18+++ Biar bacanya enak silakan baca cerita dengan urut dari yang berjudul: 1. Senja Menanti Fajar Lalu, 2. Mantan Terindah Terakhir, 3. Kekuatan Cinta Perhatian!!! Yang belum baca Mantan Terindah dilarang keras membaca cerita ini!!! Cerita ini dibuat khusus untuk Reader yang ingin cerita 'Mantan Terindah' berakhir dengan happy ending. Cerita ini juga dibuat khusus untuk Reader yang suka menagih ekstra part setelah ending. Kenapa gak dibuat dilapak Mantan Terindah? Jawabannya cuman satu. Yaitu, biar cocok aja sama judulnya. Buat Reader yang merasa puas dengan akhir Bagas yang menderita, sangat tidak dianjurkan untuk membaca cerita ini. Dan buat kalian yang hanya suka pada cerita real atau masuk akal, sangat tidak dianjurkan baca cerita ini. Cerita ini tanpa konflik dan mungkin gak terlalu penting untuk di baca. Terimakasih😊

One Shoot Kisah Abang Satria