ImahMedina_'s Reading List
3 stories
No Place Like Home by kinky_geek
kinky_geek
  • WpView
    Reads 1,874,368
  • WpVote
    Votes 80,428
  • WpPart
    Parts 14
[Sudah terbit] [SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS] Pemenang Wattys Award 2016 kategori "CERITA SOSIAL" "I just wanna feel wanted..." Bagi Gandana Wanudara, kehidupan jauh dari kata sempurna sudah menjadi hal biasa. Dia tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya, hingga usia sepuluh tahun. Kemudian sosok itu datang, mencoba mendekat. Awalnya dia menolak. Setidaknya sampai kehidupan bersama mamanya berubah total sejak mama dan papa tirinya memiliki anak sendiri. Dia tersingkir. Ternyata, hidup bersama ayah kandungnya pun jauh dari ekspektasinya. Papanya terlalu sibuk bekerja, hanya menyempatkan waktu beberapa menit untuknya setiap pulang, membuatnya tetap merasa kosong. Dia mencoba mengisi kosong itu. Mencoba mencari tempat yang memang tersedia untuknya, tanpa merasa ditolak. Meskipun dia sendiri tidak yakin tempat seperti itu benar-benar ada.
DEAR NATHAN by Eriscafebriani
Eriscafebriani
  • WpView
    Reads 33,959,770
  • WpVote
    Votes 871,768
  • WpPart
    Parts 44
(Telah Terbit dan Difilmkan) Berawal dari keterlambatan mengikuti upacara pertama di sekolah baru, Salma Alvira bertemu dengan seorang cowok yang membantunya menyelusup lewat gerbang samping. Selidik punya selidik, cowok itu ternyata bernama asli Nathan; murid nakal yang sering jadi bahan gosip teman-teman terdekatnya. Beberapa rangkaian kejadian pun terjadi yang justru mengantarkan Salma untuk menjadi kian lebih dekat dengan Nathan. Dua kepribadian yang saling bertolak belakang, seperti langit dan bumi; yang tidak bisa bersatu tapi saling melengkapi. Novel ini mengisahkan tentang masa indah putih abu-abu, persahabatan, pelajaran kehidupan dan pentingnya untuk selalu menghargai perasaan.
Revan & Reina by bellawrites
bellawrites
  • WpView
    Reads 8,954,098
  • WpVote
    Votes 168,792
  • WpPart
    Parts 16
[TELAH DITERBITKAN & DIFILMKAN] Pandangan Reina dan Revan beradu. Dan, hal pertama yang mampu gadis itu lakukan adalah memejamkan kedua matanya sambil menghirup udara sebanyak mungkin. Sementara ia menyusun kata demi kata untuk mengurai penjelasan, justru Revanlah yang pertama kali membuka mulut. Memecah keheningan yang janggal. Meski begitu, ekspresi Revan terlihat muram. "Gue ngerti kok, Na. Tanpa lo jelasin pun, gue bisa mengerti," Revan melempar pandangannya ke arah lain. "Karena itu satu-satunya hal yang mesti gue lakukan ketika dia kembali." Reina masih terdiam. Perasaannya teraduk-aduk. *** Sebab Revan percaya, hati yang terluka hanya perlu waktu untuk sembuh. Namun, bukankah rasa kerap berjalan beriringan dengan anomali? Kini, kebahagiaan pun masih bertumpu pada ketidakpastian.