dekayto
"Beberapa rasa memilih tumbuh tanpa suara. Tapi sampai kapan diam bisa menahan luka?"
Sena, gadis pendiam yang baru saja pindah ke kota baru, tak pernah menyangka bahwa senyuman paling sunyi bisa datang dari seseorang yang berdiri tak jauh dari rumahnya sendiri. Arga, sosok tetangga yang tiga tahun lebih tua darinya, muncul seperti teka-teki-ramah tapi tertutup, hangat tapi tak terjamah.
Mereka tidak pernah benar-benar dekat, tapi tidak juga asing. Hanya sebatas ruang-ruang kebetulan yang terus mempertemukan. Saling pandang dalam diam, saling menyimpan dalam sunyi. Rasa tumbuh perlahan, mengakar dalam, tanpa satu pun kata yang berani keluar.
Waktu berjalan, kota berubah, orang-orang datang dan pergi, namun satu hal tetap sama: ruang di antara mereka tak pernah benar-benar terisi. Apakah sebuah pertemuan yang datang tanpa rencana bisa menjadi awal dari segalanya-atau justru akhir dari harapan yang diam-diam dijaga?