Dwi Pantara
Sernendan
- LETTURE 6,022
- Voti 3,458
- Parti 39
Detik itu juga dunia Rania mendadak kelam, kakinya masih berpijak di lantai hanya saja seakan objek di hadapannya bukanlah hal nyata. Rania tidak dapat menepis kenyataan bila itu bukan imajiner belaka. Detakan yang ia rasakan kini begitu menyakitkan hingga menembus ulu hatinya di waktu bersamaan. Rania tertampar oleh kenyataan, dibangunkan dari mimpi indah yang selama ini ia tunggu.
Rania bukan lagi putri tidur dengan pangeran yang tulus mencintainya. Nyatanya pangeran itu tidak pernah ada, dewasanya pangeran yang selama ini ia harapkan hanyalah ilusi yang Rania bangun dalam khayalnya sendiri.
Kisah ini berakhir begitu saja. Dengan Muflih yang menunggu, menanti dan merindu. Ia tidak tahu bentuk akhir seperti apa kisah yang dijalaninya kini. Muflih menyerahkan semuanya pada mereka yang mengetahui kisah ini, akhir yang sedih atau akhir yang bahagia, terserah pada mereka.
Karna tugas Muflih kini hanyalah menunggu hingga mereka berdua kembali bertemu.