Maddeline Riley River. Ia gadis berusia 20 tahun, Ia biasa di panggil Eline oleh teman - teman nya. Eline adalah anak berparas cantik, baik, dan pintar. Banyak orang yang suka kepada Eline, hidup Eline bisa di bilang hampir sempurna, Ia berasal dari keluarga orang kaya, orang tua yang sangat menyayangi nya, kakak laki-laki yang selalu melindungi Eline. Akan tetapi suatu hari Eline pulang dari study nya di luar negri lalu ia mendapatkan rumah nya yang terdapat bercak-bercak darah berserakan di lantai rumah hingga tembok rumah, rumah Eline berantakan seperti kapal pecah. Caden De Luca. Pria yang tidak punya hati, bipolar, egois, dan angkuh. Ia berumur 21 tahun walaupun sifat Caden tidak baik, Caden merupakan pria yang ganteng, rahang yang kokoh, badannya yang tegap, tatapan mata yang tajam, hidung yang mancung dan semua mata perempuan selalu menatap Caden karena ke sexy an nya dan ke tampanannya. Ia berpangkat sebagi Alpha di Midnight Blue Pack, pack terkuat dan terbesar di dunia ini. Tak tahu kenapa Caden sangat membenci manusia sampai suatu hari Ia memutuskan untuk pergi ke kota dimana manusia tinggal dan mulai membunuh satu per satu manusia itu, Caden membunuh manusia-manusia itu dengan bantuan Beta dan bawahan yang lainnya. Sampai suatu hari saat Ia masuk ke rumah yang mewah lalu Ia mulai membunuh orang - orang di rumah itu dan sisalah dua orang yang belum dibunuh. dua orang itu sudah tua, kriput, Ia sudah siap dan tidak sabar membunuh dua orang itu tetapi Ia mendengar suara lembut berkata "Ma! Pa! Eline sudah pulang!". ‌ Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang akan Caden lakukan saat Ia tahu bahwa mate nya adalah manusia? Akankah Caden menerima Eline sebagi mate nya?

CERITA INI TIDAK DILANJUTKAN KARENA AUTHORNYA UDAH GEDE DAN MERASA CRINGE NGEBACA LAGI INI CERITA. KEMUNGKINAN BESAR AKAN DIBUAT REMAKE Dia, Samuel Alexander Lington. Aku tidak tahu apa masalahnya yang membuat dia mengekoriku terus. Dan aku tidak menyangka bahwa dia adalah jodohku di masa depan. Mau tahu kelanjutannya ? Let's check it out

"Aku berhak menyentuhmu di manapun yang ku mau." Ujar sang Alpha, kemudian menambahkan, "Di sini, di sini, di sini, dan di sini." Pria itu menyentuh dahi, mata, hidung, kemudian pipi dan berakhir pada bibir pucat Tania. "Intinya aku bebas menyentuhmu, setiap inchi tubuhmu, air matamu, detak jantungmu, dan setiap hembusan nafasmu adalah milikku." Tatapannya berubah melembut. Cengkraman kasar di kedua pipi Tania berubah elusan lembut. "A-apa maksudmu?" Tanya Tania berusaha untuk tetap tenang namun getaran hebat tubuhnya sama sekali tak bisa menutupinya. Jantungnya seketika berdebar tak karuan. Sang Alpha tersenyum tipis, senyuman yang jarang tercipta. Semua orang yang ada di sana terkesiap dan terhipnotis oleh senyuman sang Alpha, walaupun hanya senyuman tipis dan tak bertahan lama karena setelahnya wajah itu kembali datar. "Karena kau Mateku, millikku." Ucap Alpha yang membuat semuanya terkejut untuk yang kedua kalinya. Mereka tak menyangka bahwa gadis yang baru saja mereka tangkap dan mereka perlakukan tak pantas adalah sang Luna.