Lelaki Tua yang Kehilangan Teman Baiknya
[1/1] Seperti kata Dul, dia tidak mati. Hanya hilang. Seperti jam tanganku--dia masih ada, masih bisa dicari dan ditemukan. Hanya saja, di mana?
[1/1] Seperti kata Dul, dia tidak mati. Hanya hilang. Seperti jam tanganku--dia masih ada, masih bisa dicari dan ditemukan. Hanya saja, di mana?
Satu harapan Fatur saat melihat nama Raina Imelda dalam layar televisinya; itu bukan nama Rai yang ia kenal. [ Short Story ] Copyright © 2017 by Bia
"I want you, I'll colour me blue, Anything it takes to make you stay." { Event January WID }
[ S h o r t S t o r y ] "Aku menyesal menatapnya berulang kali." "Seharusnya, ia tidak mengajak ku berkenalan." "Kenapa aku rela tertidur larut malam, hanya berbicara dengannya?" "Ah, hal itu, aku suka menonton film, dan menonton film dengannya, sesuatu terasa beda." "Aku seharusnya menyadari mengapa ia berubah." ...
[1/1] "Kapan kau pergi dari situ?" tanyaku. "Kau bisa sakit." Seperti yang sudah-sudah, gadis itu menjawab, "Kalau hujan sudah berhenti."
[1/1] Sebelum dia mendorong papan biru yang sudah kuketuk empat kali, gadis bersuara angin itu menoleh. "Kau," mulainya, "mungkin akan terkejut melihat ini." Setelah itu, dia mendorong pintu. Dan, teori kau-mungkin-akan-terkejut bukan hanya sebuah perkiraan yang tak berdasar. Aku memang terkejut.
[1/1] Dia bilang, waktunya sebentar lagi. Dia bilang, kehadiranku membuatnya ingin memiliki lebih banyak waktu. Dia bilang, dia tidak seharusnya mengenalku. Dia bilang, selamat tinggal. Dia bilang, pergi, Rai.
[1/1] Kuharap, aku tidak pernah tahu isi kamera gadis itu.
[1/1] Hal yang kutahu mengenai gadis itu: dia suka warna hitam.
[1/1] Sebelum kakiku sempat melangkah mundur, jemarinya yang dingin mencengkeram tanganku. Dan bersama jiwaku di cengkeraman jemarinya itu, dia melompat. Seharusnya aku tidak pernah menyadari keberadaan sebuah siluet di layar kameraku.