"Mungkin ini memang yang terbaik untuk aku dan kamu, aku hanya ingin kamu bahagia dengan nya. Aku sadar aku hanya sahabat kamu sekarang bahkan tidak akan menjadi lebih lagi. Selamat tinggal itu yang ingin aku sampaikan kepadamu, semoga bahagia disini dengan nya" - Salshabilla Adriani "Aku sadar, aku membutuhkan mu sekarang, aku tak bisa hidup tanpa kamu. Andai waktu bisa di ulang aku tak akan mengucapkan kata itu tak akan pernah ku ucapkan tapi semua sudah terjadi. Aku kehilangan mu sepenggal cinta ku ada bersama mu, jangan tinggalkan aku tetaplah disini bersamaku" - Alvaro Maldini

"Aku lelah menunggumu,namun walau kamu telah memperlakukanku kasar tapi ku tetap mencintaimu" -Alvaro Maldini- "Memang penyesalan selalu datang di akhir,tapi kau telah menerima aku walau perlakuanku sangat kasar" -Salshabilla Andriani-

[Diterbitkan Penerbit Ikon] [tersedia video trailer pada prolog] Ketika persahabatan Fai dan Kana kedatangan orang ketiga, siapakah yang akan terluka? Ketika Kana selalu bercerita tentang Uki pada Fai, lalu Fai selalu menceritakan tentang Kana pada Nira, siapakah yang akan paling terluka? * Kana tidak pernah menyangka. Nira tidak pernah menduga. Mereka akan berdiri bersama di antara kebimbangan rasa. copyright © 2015-2016 by just-anny NOTE: Cerita ini di-private.

Basel Aditya Bagaskara adalah pemimpin terdepan SMA Nusa Bangsa saat tawuran, sementara Natasha Adelina adalah orang yang paling mencari aman. Seharusnya kalau Tasha suka aman, harusnyakan dia diem aja pas liat Kak Damien diseret ke greenzone, harusnya dia gak dengan gampangnya dibego-begoin Kak Basel, dan yang paling paling paling jelas harusnya sejak awal dia gak terlibat dengan biang onar nomor satu di SMA Nusa Bangsa. Healer, Park Sooha, Yoo Jung, atau siapapun tolong selamatkan dia! #IndonesiaMembaca #grey010 #Wattys2016 Basel & Tasha © Dheamaulidia The Heart Chronicle #1 2016

"Kau tidak ingin mengucapkan perpisahan? tidak kah kau merasa kehilangan dia?" "Aku sudah kehilangannya, bahkan sebelum ia pergi. Jika aku harus mengucap selamat tinggal, itu bukan padanya, tapi pada kenangan yang pernah terjadi diantara kami." Setelah itu aku meninggalkannya begitu saja. Aku yakin sekarang dia akan mengganggapku tak berhati. Ya, aku manusia tak berhati. Karena hatiku telah mati. Dia tidak tahu, bahwa sesuatu yang baru saja sembuh dan harus kembali sakit lagi itu akan berakhir fatal. Berakhir dengan kematian.

#1 In Teen Fiction (22/01/2017) "Kenapa ya dari sekian banyak cewek di sekolah kita, harus banget yang gue tabrak itu si siapa tuh namanya?" Kavi memalingkan pandangannya dari atap kamar ke arah tiga temannya bergantian. "Athala," sahut Deny. "Iya siapa kek. Harus banget dia? Kayaknya sial mulu idup gue?" Kavi melempar handuknya ke atas tempat tidur. "Apa gue potong rambut aja kali ya?" "Lah? Apaan sih lo gila?" Divin yang sedang PS, reflek menghentikan permainannya. "Apa hubungannya Athala sama potong rambut?" "Yaa buang sial gitu maksud gue," "Si bahlul." Reno sontak tertawa. "Jadi menurut lo si Athala itu kesialan?" "Iyalah jelas. Sehari nganter dia aja gue udah males banget. Tau gitu gue tolak mentah-mentah." Kavi menghela nafasnya kasar. "Najis. Mana ada sih orang yang abis dianterin pulang ga ngucapin 'makasih' atau apa kek gitu. Ini mah apaan? Boro-boro ngomong makasih, senyum ke gue juga enggak. Ada ya? Cewek judes mampus kayak dia? Amit-amit."