"I can see what you can't see" -Deylana Bianca Ciwijaya 16 tahun aku hidup dalam siksaan karena 'penglihatanku', lalu kau datang. Kau membuatku aman. Aku tidak lagi melihat hal-hal itu. -Fabrio Moreno Kusuma 16 tahun aku hidup senang, lalu kau datang. Kau membuat hidupku berubah drastis. Aku yang tidak mempercayai hal 'itu', tapi kau membuktikannya padaku. written by vizzhu All Rights Reserved

Hidup ya hidup. Kita yg jalanin.masalah datang?untuk dihadapi bukan dihindarin. Nangis?wajar. Itu salah satu cara waktu bibir tak mampu lagi mengatakan apa apa. Tak mampu lagi menjelaskan apa apa. Air mata?salah satu cara membuat semuanya lega. Tak ada lagi yg ditahan. Sendiri?seringkali kita merasakan sendiri. Sendiri memghadapi semuanya. Seakan akan dunia meninggalkan kita. Membiarkan kita menyelesaikan semua. Lelah?tentu iya. Lelah itu manusiawi. Entah lelah hatinya atau lelah badanya. Semua itu wajar. Saat hati lelah menahan sakit, menahan beban. Ia berhak beristirahat. Meneteskan tiap tetes air mata yg berarti kelegaannya. Saat badan lelah mendorong motivasi. Membangun jiwa untuk tetap bangkit. Badan pasti lelah. Ia pasti harus beristirahat. Bersandar atau tertunduk lemah.

Senyum palsu yang terpati di wajah gadis remaja biasa,Adelle Kathylane,semakin sempurna. Tak ada yang tahu bahwa sesuatu yang menyakitkan ada di balik senyum itu. Semua berjalan sempurna bagi Adelle. Dan terkesan 'biasa'. Hingga sebuah kecelakan tragis menimpanya. Membuat semua aspek menjadi membingungkan. Hal-hal aneh serta kematian terjadi melibatkan orang terdekatnya. Sebuah jawaban yang berada di masa lalu dan masa depan. Berhadapan dengan trik dan kepercayaan. "Kau tahu rasanya menjadi satu-satunya warna abu-abu di tengah keramaian warna pelangi?" "Langsung ke inti... seseorang berusaha membunuh mu" "Percayalah. Teman yang kau yakini itu,bisa jadi iblis kejam bagi dirimu sendiri." "Jadi... " "... Dengan siapa aku harus percaya?"