Elana Renata, biasa di panggil Lana bersama sahabatnya Felly menghadiri opening sebuah galeri lukisan antik, dimana salah satu lukisan antik disana berhasil menyita perhatian Lana. Entah kenapa ia merasa memiliki sebuah keterikatan pada lukisan itu hingga tanpa ia sadari lukisan tersebut telah mengantarkannya ke masa lalu –tepatnya Sembilanpuluh empat tahun yang lalu- dan mempertemukannya dengan sosok Daniel, pria tampan namun jahil yang justru menjadi cinta pertamanya. Bersama Daniel, Lana mulai merasakan pengalaman-pengalaman yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, mulai dari gaya hidup orang-orang di tahun 1920an hingga bertemu dengan seorang gadis bernama Feni yang begitu mirip dengan sahabatnya, Felly, apakah Feni adalah leluhur Felly? Namun disaat Lana dan Daniel semakin dekat satu sama lain, tiba-tiba saja Lana harus menyudahi segala perjalanannya ke masa lalu tersebut. Tidak seharusnya Lana berada disini. Semakin lama ia berada disini maka akan semakin banyak perubahan yang akan ternjadi di masa depan akibat ulahnya. Tapi… jika ia pergi lantas bagaimana dengan Daniel? Kenapa perpisahan harus terjadi disaat ia mulai merasa benar-benar jatuh pada lelaki itu? “Mungkin dia memang hadir lebih awal dan lebih dulu. Seperti matahari terbit, ia hadir untuk memulai awal harimu. Tapi bisa ku pastikan kalau aku ‘lah yang akan menutup harimu, menutup kisahmu nanti. Seperti matahari terbenam, yang selalu setia menanti selesainya hari dan menutup harimu.”— Daniel Geraldi ‘Sekarang aku yakin, mau di masa lalu mau pun sekarang. Daniel ‘lah yang akan selalu menjadi takdirku. Selamanya. Satu pelajaran yang dapat ku petik dari semua ini. Jangan pernah terpaku pada masa lalu. Karena di saat kau terus-terusan berkubang dalam masa lalumu. Tanpa sadar kau telah mengabaikan masa depanmu yang selalu setia menunggumu hingga kau datang meraihnya.’ — Elana Renata

ketika sebuah kesalah pahaman terjadi membuat semua yg awalany indah menjadi sebuah kehancuran dan disaat semua sudah terbongkar namun sayang semuany hanya menyisakan sebuah....PENYESALAN