Masih teringat pandanganku dulu mengenai jodoh. Jikalau dua insan sudah berjodoh, pasti mereka memiliki banyak kesamaan. Memilih pasangan juga harus disesuaikan dengan keinginan, faktor kecocokan, dan kriteria. Namun, ada yang menyebut untuk mendapatkan jodoh yaitu harus dicari. Banyak juga yang mengatakan jodoh harus dikejar. Jodoh itu mengenai keseimbangan dan bukan sekadar kecocokan dalam hal selera. Keseimbangan itu meliputi persamaan dan berbedaan. Lantas kiblat mana yang harus kuanut. Perkara jodoh memang telah ditakdirkan oleh Allah SWT dalam sebuah misteri, takdir yang digariskan selain rezeki dan ajal. Segala usaha telah dilakukan demi menemukan jodoh, tapi kuasa-Nya dalam goresan takdir telah menghancurkanku dalam balutan luka. Siapa yang dapat menerka? Ketika aku telah memantapkan hati untuk seseorang, tapi Dia berkehendak lain dengan menghadapkan pada kenyataan yang sulit diterima.

Cinta yang kurasa hanya sebuah mimpi dan sirna ketika terjaga. Keinginan untuk memiliki dapat diibaratkan sebagai pungguk merindukan bulan. Aku memiliki cinta, tapi tak memiliki wadah untuk menempatkannya. Kepada siapa harus kutitipkan cinta ini? Kepada siapa akan kupercayakan perasaan ini agar selalu dijaga dan dirawat? Setangguh-tangguhnya seorang lelaki, jika dihadapkan pada cinta yang tak pernah dimiliki, tak ada bedanya dengan cangkang tanpa isi, kosong. Hatiku kosong.

Tak ada seorangpun yang mampu menolak dari sebuah rasa yang di timbulkan oleh hati.adalah Jonas.pria dengan sejumlah kesempurnaan yang dimilikinya menjadikan ia sebagai seorang pria Playboy.ia ingin menjadikan status itu untuk kredibilitasnya.terdengar aneh..hingga suatu keadaan membuat Jonas memiliki rasa yang berbeda.menjadi penyuka sesama alias GAY....akankah ia menolaknya atau justru ia tergilincir menikmati penyimpanganya??? ◆ LGBT content ◆ yang homobhic GO AWAY!!! ◆ Khusus para yaoi and fujoshi and another gay

Yunho kenal anak itu. Anak tembem yang menangis ketika dijahili anak-anak nakal tetangga. Yunho tahu namanya, mengenalnya, bahkan jadi teman belajarnya. Hanya saja Yunho terlalu pengecut untuk membela anak itu ketika dijahili. Yunho tidak ingin direpotkan oleh anak tembem cengeng itu. Hingga akhirnya anak itu pindah. Anak itu sudah terlanjur pergi, bahkan sebelum Yunho mengatakan betapa ia sangat menyukainya. Yunho terlalu pengecut untuk membela dan mengaku padanya. Beberapa tahun kemudian anak itu kembali. Yunho tercekat. Anak itu sudah berubah. Ia bukan lagi si Tembem kesayangan Yunho. Anak itu berubah jadi lelaki menawan dan sangat dingin. Jaejoong bukan lagi yang dulu....