Luv2021's Reading List
2 stories
BK7 - Kumparan Waktu by tjakrawalabooks
tjakrawalabooks
  • WpView
    Reads 2,497
  • WpVote
    Votes 403
  • WpPart
    Parts 23
Sesuatu yang berhubungan dengan senja selalu saja memuakkan. Ia sangat menyesal mengetahui kenyataan bahwa ia sempat tergoda. "Kamu tidak seharusnya hidup." Suara berat menghancurkan lamunannya. "Kamu lebih baik mati." laki-laki tadi kembali berucap dengan mata pilu. Inikah alasannya ia berlari? Inikah akhir dari hidupnya? Setelah sekuat tenaga ia berusaha mati-matian agar tetap hidup meski ingatannya penuh luka. Nyatanya ada orang lain yang menginginkannya mati. Ia ingin pasrah sekali ini saja. *** (sam)BungKar(ya) adalah event pertama dari Tjakrawalabooks yang dimana, 15-16 penulis berbakat akan membuat sebuah cerita tanpa berdiskusi tentang outline, konflik, dan klimaks dari cerita. 15-16 penulis tersebut hanya sepakat dengan satu genre yang sama. Diawali oleh seorang penulis beruntung yang mendapat undian nomor 1 untuk menulis Bab pertama, penulis lain akan bergantian merangkai nasib karakter sampai cerita berakhir. Kali ini, tidak hanya pembaca yang akan penasaran dengan akhir dari cerita, tapi juga para penulis tersebut. "Kumparan Waktu" oleh kelompok Batch 7 dari BungKar vol.1: Elysian. Nama-nama akun penulis masing-masing bab akan dicantumkan di bagian atas cerita. Para pembaca dimohon untuk mendukung mereka semua dengan memberikan vote, serta komentar membangun pada setiap Bab. Apabila berkenan, pembaca juga dapat mengunjungi halaman wattpad masing-masing penulis dan memberikan mereka dukungan di sana. Selamat membaca. -Tjakrawalabooks
Kepada Pria yang Diami Diamku  by SusanArisanti
SusanArisanti
  • WpView
    Reads 286,853
  • WpVote
    Votes 38,432
  • WpPart
    Parts 18
Naysila Azhari Ibunya meninggal dengan cara meledakkan bom. Di saat yang bersamaan, orang yang dia sukai ternyata tidak pernah tulus padanya. Pria itu mendekatinya untuk tujuan lain dan hubungan mereka menjadi hambar setelah kebenaran itu terungkap. Tanpa disangka, datanglah orang lain yang selalu mendukungnya dan bersedia melakukan apapun untuknya. Kemudian, Naysila pun membuat keputusan besar: menikah dengan pria itu. "Naysila, aku sangat menginginkanmu." Samudra mengatakan itu dengan nada penuh harapan, juga frustasi. Hati wanita, menurutnya, seperti ombak yang datang tiba-tiba dan menggulung yang dilewatinya, tapi ternyata tidak mampu merenggut pasir dari pantai. Naysila seolah-olah ada untuknya, tapi ketika dia berjalan dua langkah untuk memeluk, wanita itu justru mengambil sepuluh langkah mundur, menghindarinya. "Nay, boleh aku memilikimu?" "Hatiku atau tubuhku?" "Keduanya." Perihal hati, tidak ada yang pernah tahu. Seorang bijak pernah berkata, "kamu bisa berencana menikahi siapapun, tapi tidak akan bisa merencanakan hatimu untuk siapa." Susan Arisanti ©2018