THE LAST AMETHYST - [Immosence Series #1] Sejak bangsa terkuat yaitu Bangsa Amethyst dilenyapkan dari dunia Immosence oleh penyihir kegelapan, dunia Immosence menjadi tidak seimbang dan diambang kehancuran. Dunia Immosence bergantung pada perputaran Gloewrance yang hanya bisa dikendalikan oleh Bangsa Amethyst. Terlebih lagi Ratu Amethyst yang berhasil selamat dari invasi penyihir kegelapan tiba-tiba menghilang, membuat kegelapan perlahan menyelimuti dunia Immosence. Di satu sisi, sebuah informasi mengejutkan bahwa Ratu Amethyst telah mengubah dirinya menjadi manusia dibawah kekuatan Gloewrance dan telah meninggal beratus-ratus tahun silam. Akankah Immosence dikuasai kegelapan selamanya? Adakah jalan keluar untuk menyelamatkan Immosence? Akankah para penyihir kegelapan berhasil mengambil alih Immosence? Copyright 2015-2016 Z.R. VAHLEVI

[Bab 7 dan seterusnya dapat dibaca di Platform Dreame(dot)com karena mengikuti ketentuan kontrak. Kalian bisa membacanya secara gratis dengan mengunjungi Dreame(dot)com atau langsung klik link di profil saya!] [15+ Rated Story] Dua orang kakak beradik kehilangan orang tuanya, sementara di waktu yang bersamaan sang kakak harus melindungi adiknya dari serangan para mutan, untunglah dia tidak sendiri, bersama Husk anjing terbaiknya, mereka bertiga berjuang melawan segala kemustahilan. Namun, ketika mereka berusaha untuk bangkit dan melawan, mereka menyadari dunia yang mereka kenal, koloni tempat mereka tinggal, hanyalah sebuah fasilitas percobaan yang dirahasiakan dari seluruh dunia. Mereka berdiri menatap langit dan mengetuki nasib, bahwa mereka terjebak di sebuah sumur kecil yang mereka kira adalah seluruh dunia. Badai silih berganti menerpa ketiganya, kematian dan marabahaya mengancam mereka, namun evolusi genetika mengubahkan semuanya. Evolusi menjadi makhluk luar biasa, mengendalikan api, memanggil hujan dan badai hingga telekinesis, menjadi kekuatan yang digunakan mereka untuk melawan dunia dan mengungkap rahasia di baliknya.

Lima tahun berlalu setelah tragedi Polong Mayit. Pertumpahan darah menyisakan bangkai yang harus mereka timbun untuk menutup bau busuknya. Adalah Desa Leduk, sebuah desa di daerah pesisir yang merupakan Desa dengan pemakaman terbesar. Namun tanah desa terlalu banyak menelan mayat. Hingga tiba saatnya bumi Leduk memuntahkan isinya. Semua yang ada dibalik batu nisan, terlunta-lunta di jalanan desa. Berbaris rapi seperti sebuah karnaval, karnaval ghaib dari barisan keranda merah.