Shortstory/oneshoot ❤❤❤
7 stories
Puan, Mengapa Para Petinggi Itu Panjang Umurnya? by AYUTIEN
AYUTIEN
  • WpView
    Reads 32,905
  • WpVote
    Votes 6,013
  • WpPart
    Parts 1
Wanita itu begitu lesu saat datang padaku, "Maukah Tuan membantu negeriku?" [ONESHOOT] pernah dipublish di blog pribadi: tienosaurus.wordpress.com copyright © 2015 AYUTIEN All Rights Reserved
Kalau Hujan Sudah Berhenti by prohngs
prohngs
  • WpView
    Reads 34,092
  • WpVote
    Votes 4,586
  • WpPart
    Parts 1
[1/1] "Kapan kau pergi dari situ?" tanyaku. "Kau bisa sakit." Seperti yang sudah-sudah, gadis itu menjawab, "Kalau hujan sudah berhenti."
The Chronicle Of Ugly People by AYUTIEN
AYUTIEN
  • WpView
    Reads 39,609
  • WpVote
    Votes 4,808
  • WpPart
    Parts 1
Ketika orang-orang yang tak rupawan itu jatuh cinta...
About the Girl Who Read Newspapers by prohngs
prohngs
  • WpView
    Reads 21,168
  • WpVote
    Votes 4,096
  • WpPart
    Parts 1
[1/1] Dia bilang, waktunya sebentar lagi. Dia bilang, kehadiranku membuatnya ingin memiliki lebih banyak waktu. Dia bilang, dia tidak seharusnya mengenalku. Dia bilang, selamat tinggal. Dia bilang, pergi, Rai.
Random di Malam Minggu: Kumpulan Fiksimini by AYUTIEN
AYUTIEN
  • WpView
    Reads 112,404
  • WpVote
    Votes 12,716
  • WpPart
    Parts 24
"Aku kangen kamu," kataku. "Kamu kapan rencananya mau mulai kangen sama aku?" Dia menjawab dengan tegas, "Jangan mimpi." ××× WARNING: Halaman ini berisi hal-hal random yang saya tulis di tengah-tengah bosan menunggu gebetan putus dengan pacarnya. Jadi kalau enggak jelas, tolong maklum. Mereka memang begitu.
Lelaki Tua yang Kehilangan Teman Baiknya by prohngs
prohngs
  • WpView
    Reads 12,888
  • WpVote
    Votes 3,218
  • WpPart
    Parts 1
[1/1] Seperti kata Dul, dia tidak mati. Hanya hilang. Seperti jam tanganku--dia masih ada, masih bisa dicari dan ditemukan. Hanya saja, di mana?
Es Potong dari Kota Sekedipan Mata [ONE SHOT] by Cartoonize
Cartoonize
  • WpView
    Reads 9,681
  • WpVote
    Votes 1,596
  • WpPart
    Parts 1
[cerita pendek] Untuk kesekian kalinya tanganku meraih tengkuk leher, mengusapnya sejenak sembari berjalan melewati gerbang sekolahku yang selalu terlihat kukuh bagi orang awam lalu-lalang, yang berbisik riuh, berhenti sejenak lalu menerka-nerka seberapa megahnya kira-kira sekolah ini terlihat dari dalam. Ah, cuacanya panas. Bel tanda pulang belum berbunyi, tetapi dengan ringannya aku melenggang keluar, menuju gerobak penjual es potong yang tampak menjanjikan.