Anak tengah, belum menikah, umur sudah tiga puluh tahun pula, apalagi namanya kalau bukan bencana. Milly pikir tahun ini di saat usianya menginjak kepala tiga, akan banyak hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya. Apalagi saat ia berhasil mewujudkan impiannya untuk mempunyai rumah sendiri. Namun ternyata, hidup tidak mungkin berjalan tenang tanpa masalah. Mulai dari hubungannya yang merenggang dengan pacarnya, hingga ayahnya yang tiba-tiba terkena penyakit jantung. Meskipun hubungannya dengan sang ayah tidak begitu baik, sebagai anak Milly harus tetap mengurus ayahnya. Siapa yang menyangka ketika ia sedang menemani ayahnya untuk kontrol rutin ke dokter spesialis jantung, ia bertemu kakak kelas yang dulu pernah membelanya ketika ia di bully saat SMA. Dan laki-laki itu adalah cinta pertama Milly.

Wira pikir, waktu telah benar-benar jauh membawanya meninggalkan masa lalu yang sebelumnya sempat ingin ia semogakan. Perjalanan panjang yang ia lakukan sampai dititik ini, membuatnya percaya, bahwa memang harus ada kisah yang tertinggal, selagi ia merintis kisah untuk masa depan. Seharusnya ia hanya tinggal menikah saja, tunangan cantiknya pun sudah siap menjadi istrinya. Lalu akhirnya, mereka pasti akan bahagia dengan iringan pertengkaran-pertengkaran kecil penyejuk rumah tangga. Ya, itu seharusnya. Namun tidak dengan sebenarnya. Karena Amiya Ranggita tak sekadar hantu masa silam. Wanita itu nyata, memberi gores yang tak pernah ia lupa. Dan takdir mempertemukan mereka. Lebih dari sekadar gadis dari masa mudanya. Nyatanya, Amiya adalah Ibu dari anaknya yang telah menghilang. Kemudian, ketika nyanyian rindu memanggil keduanya, masihkah mereka mampu mengkhianati takdir yang telah tercipta? Karena rupanya, mereka telah sepakat untuk saling meninggalkan.

Ingin memiliki anak tapi tak ingin bersuami. Sedikit membingungkan tapi hal itulah yang sedang diinginkan oleh perempuan bernama Fae saat ini. Di usianya yang telah melewati kepala tiga, Fae berusaha untuk memiliki teman hidup, tapi sayangnya bukan calon suami yang diinginkannya. Seperti yang dilakukan teman-temannya. Melainkan seorang anak yang diyakininya lebih setia daripada seorang suami. Ketika akhirnya apa yang diinginkannya tercapai setelah pertemuannya dengan seorang pria bernama Peter Pramuwijaja. Pengaruh alkohol yang kuat membuat semuanya terjadi begitu saja dan berakhir dengan Fae yang lebih dahulu meninggalkan Peter begitu saja tanpa pamit. Lima tahun kemudian mereka bertemu kembali. Tapi dengan keadaan dan situasi yang berbeda. Akankah takdir mempertemukan mereka dengan niat baik di belakangnya atau sebaliknya? (August 2016)

(SUDAH DITERBITKAN) Kupikir menikah dengannya adalah awal dari sebuah kisah bahagia. Bayangkan, aku akhirnya memiliki seorang pria yang sudah kucintai sejak umur belasan tahun, sejak hormon kewanitaan mulai menyusahkan hidupku. Tapi ternyata aku salah. Waktu berlalu dan cinta lelaki itu, suamiku, tidak pernah menjadi milikku. Lalu, haruskah aku melepaskannya? Bisakah aku?

Demi menyelesaikan tesisnya tentang TKW, Diandra nekat menjalani profesi tersebut ke Singapura. Bagaimana kalau ternyata majikannya adalah pria tampan, lajang, dan kesepian? Benarkah sang majikan ada hubungannya dengan kematian salah satu rekan Diandra sesama TKW? Mana yang harus dia pilih akhirnya, perasaan ataukah logika? Pict of Merlion taken from: http://lifineart.com/galleryartworks/woon_MerlionEsplane13July2009.JPG

Warning : This is a teaser version. Please don't read if you looking for full version story. ----------------------------------------- Namanya, Dewa. Lelaki yang mempekerjakanku. Orangnya serius. Gesturnya dingin. Sumbunya pendek. Salah sedikit, bisa menyulut amarahnya. Aku harusnya menyerah. Sejak awal. Ini terlalu sulit. Menguji mental. Menggoda kesabaran. Seperti mereka, aku harus pergi. Lari secepatnya dari lelaki bertato dan bermata tajam itu. Beribu kali aku berpikir untuk beranjak. Tunggang langgang meninggalkanya. Tapi... Selalu saja aku berubah pikir. Bertahan. Kenapa? Mungkinkah aku sudah hilang akal sehat? Atau.... -------------------------------- Genre : easy reading romantic comedy

Aku membenci pria itu, teramat sangat.... Pria yang aku cintai sejak kecil, Pria yang sudah menghilangkan nyawa kedua orang tuaku, Pria yang membesarkan putriku dengan hebatnya, Pria yang kusesali kehadirannya dalam hidupku, Pria yang kudoakan kematiannya setiap waktu. Pria yang.... Aku membencinya!!! Namun, berkali-kali pun aku menancapkan belati tajam ke dadanya.... Ia akan tetap tersenyum lembut dan berkata.... "Aku masih mencintaimu, Fay" --------------------------------------- Beberapa Part diprivate untuk keamanan, silahkan lakukan prosedure seperti biasanya jika ingin membaca cerita ini.... Maaf untuk ketidaknyamanannya... Terima Kasih

[17+] PAIN SERIES: #1 INGAT! POKOKNYA BIMBINGAN ORANG TUA KARNA BANYAK ADEGAN KURANG BAGUS UNTUK DICONTOH! (NO ADEGAN SEX!) Dibalik semua bencana ada sebuah rencana dari Tuhan yang sudah tersusun rapi. Rencana yang mampu merubah duniamu, memberikan pelajaran baru, dan membuatmu menghargai arti dari kehadiran seseorang. 'Luka itu tidak bisa disembuhkan oleh waktu. Karna obatnya adalah kamu.' ...Dan aku percaya akan hal tersebut.

#168 in Romance 20161212 (Pemenang The Wattys 2016 kategori Pendatang Baru) Semua yang terbaik sudah kulakukan, aku sudah berjuang, sudah melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Kuserahkan semua padamu, tapi tolong perhitungkan lelahku. --Annetta Aku mencintaimu, jodoh atau bukan itu bukanlah kuasaku. Kau hanya perlu tahu jika aku berkuasa penuh atas rasa ini. Aku hanya bisa meyakinkanmu. --Revan Aku mencintaimu. Aku hanya bisa menjaga mu dari kejauhan, menyimpan rasa dalam ketersiksaan. Aku hanya perlu menunggu sampai kau sadar jika aku adalah orang yang bisa membuatmu bahagia. --Fabian *** Apa yang akan kau pertahankan? Kepercayaan dari orang yang menyakitimu atau kepercayaan dari orang yang telah mengecewakanmu? Dunia itu berputar, akan ada cinta yang datang dan pergi. Hidup itu misteri, penuh dengan rahasia. Kau hanya perlu mengikuti alur yang ada tanpa menentangnya dan percaya jika kau akan menemukan jawabannya.