CindyRahma1
Semuanya bermula di tengah kericuhan. Asap gas air mata, teriakan mahasiswa, dan langkah-langkah yang tergesa-di sanalah Lara pertama kali melihatnya. Seorang pria asing yang matanya tenang dalam kekacauan, suara yang pelan tapi justru membekas lebih dalam daripada semua teriakan yang hari itu memenuhi udara.
Ia pikir itu hanya momen singkat yang akan ia lupakan setelahnya.
Tapi waktu justru menjahit takdir dengan cara yang tak pernah bisa ia pahami. Tahun-tahun berlalu, nama itu kembali hadir. Bukan sebagai cinta lama yang datang membawa harapan, tapi sebagai luka yang selama ini diam-diam ia pelihara. Arga kembali, ketika Lara sudah belajar hidup sendiri. Ketika seorang anak kecil telah menjadi seluruh dunianya.
Mereka berbicara seperti dua orang asing yang pura-pura tak punya masa lalu.
Namun setiap senyuman kecil, tatapan lirih, dan pertanyaan yang tidak diucapkan membuat Lara bertanya:
Bisakah luka yang tak pernah sembuh justru menuntunnya pulang?