ANISA Gadis berasal dari keluarga berada dipaksa untuk masuk ke pesantren demi mengubah perilakunya yang manja. Ia harus rela meninggalkan semua fasilitas dirumahnya dan berpisah sementara dengan PACARAnya selama dipesantren atau biasa disebutnya dgn "Penjara Suci". Kerinduanya untuk bertemu dgn pacarnya terhalang dinding pesantren. RIZKY Pemuda soleh, seorang hafiz qur'an yang menyimpan perasaan pada Anisa sejak awal bertemu dgn nya, tapi Anisa mencintai pria lain. Suatu ketika ia ingin mengenal Anisa lebih dekat tapi cintanya terhalang dinding pesantren yg notabenya sangat membatasi pertemuan antara pria-wanita. Namun sebuah kesalah fahaman yg terjadi hingga mengharuskan Anisa-Rizky mendapatkan hukuman yg sangat tidak di inginkan Anisa. Bagaimana keseharian Anisa menjalankan kehidupanya dipesantren? Hukuman apakah itu? Bagaimana kisah cinta Anisa-Rizky memperjuangkan cinta masing" yg sama" terhalang oleh dinding pesantren?

COMPLETED!! [DALAM PROSES PENERBITAN] **** Tujuan awal Kenneth hanya ingin membuat Klarisa jatuh hati padanya agar gadis itu move on dari bayang-bayang mantan kekasih. Bukannya Klarisa yang semakin tertarik dengan Kenneth, justru cowok itu yang ternyata jatuh. Jatuh cinta. ===== WARNING!! Susunan kata bagian awal buku masih berantakan . [UNEDITED] ===== Coba baca dulu c:

Sudah Terbit | Sebagian Part Sudah Dihapus | Seindah cinta yang dimiliki oleh Ali dan Fatimah. Mereka menyimpan cinta mereka dalam diam, hanya doalah yang menjadi jalan agar rasa itu tetap dapat terjaga kesuciannya. Dapatkah aku mencintaimu seperti Fatimah yang mencintai Ali dalam diam. Atau dapatkah aku seperti Ali yang dapat mejaga kesucian cintanya pada Fatimah, saking sucinya cinta itu hingga setanpun tak tahu akan perasaan cinta yang Ali simpan untuk Fatimah. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan disini, cinta tak pernah meminta untuk dinanti. Seperti Ali, cinta mempersilakan, atau memgambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan dan yang kedua adalah keberanian. ( Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra )