Wira pikir, waktu telah benar-benar jauh membawanya meninggalkan masa lalu yang sebelumnya sempat ingin ia semogakan. Perjalanan panjang yang ia lakukan sampai dititik ini, membuatnya percaya, bahwa memang harus ada kisah yang tertinggal, selagi ia merintis kisah untuk masa depan. Seharusnya ia hanya tinggal menikah saja, tunangan cantiknya pun sudah siap menjadi istrinya. Lalu akhirnya, mereka pasti akan bahagia dengan iringan pertengkaran-pertengkaran kecil penyejuk rumah tangga. Ya, itu seharusnya. Namun tidak dengan sebenarnya. Karena Amiya Ranggita tak sekadar hantu masa silam. Wanita itu nyata, memberi gores yang tak pernah ia lupa. Dan takdir mempertemukan mereka. Lebih dari sekadar gadis dari masa mudanya. Nyatanya, Amiya adalah Ibu dari anaknya yang telah menghilang. Kemudian, ketika nyanyian rindu memanggil keduanya, masihkah mereka mampu mengkhianati takdir yang telah tercipta? Karena rupanya, mereka telah sepakat untuk saling meninggalkan.

Awalnya Indira dan Fachri menolak dan menyangkal perasaan masing-masing saat dijodohkan oleh orang tua mereka, sampai akhirnya mereka setuju juga dengan rencana perjodohan tersebut. Semua berjalan mulus sampai akhirnya mantan pacar Fachri bernama Alika muncul kembali ke kehidupan Fachri. *** Mama Fachri adalah sepupu super jauh dari papa Indira. Fachri dan Indira yang sama-sama berdarah Batak dijodohkan oleh kedua orang tua mereka karena keduanya sama-sama belum pernah mengenalkan pasangan masing-masing ke keluarga. Keseriusan tentang perjodohan mereka dibicarakan saat Indira dan keluarganya mudik ke Medan. Semua berjalan lancar sampai akhirnya mantan Fachri, Alika muncul di kehidupan Fachri. Alika yang sudah bertunangan dengan seorang dokter tiba-tiba muncul di kantor Fachri, dan meminta pertolongan. Awalnya Fachri tidak ingin membantu tetapi sisi kemanusiaanya diuji saat Alika diperlakukan kasar oleh tunangannya di hadapan Fachri. Dan tanpa sadar, sisi kemanusiaanya itu juga yang menyakiti hati Indira.