Fayana Sheira memiliki prinsip tidak boleh cinlok dengan rekan eskulnya sendiri. Tapi yang namanya hati, tidak akan terkendali selamanya. Fay mengagumi sosok ketua jurnalistik yang selalu menyebutnya cewek aneh. Prinsip cinta Fay diuji ketika gadis itu memiliki kelebihan dapat melihat hal buruk. Fay dihadapkan dengan dua pilihan yang keduanya sama-sama penting. Memilih mengorbankan nyawanya atau kehilangan orang yang dia cintai? Ada satu clue untuk kalian: Orang yang terlihat sempurna dan baik, Terkadang menyembunyikan pisaunya sangat rapih. Jadi, hati-hati...

Kennard Ramazan Selalu mudah mendapatkan pacar, mudah juga memutus hubungan secara sepihak. Apalagi kalau si cewek matre, gampangan, atau bahkan sok keren. Ken bakalan langsung ilfeel sama doi. Dari mantan pertama sampai keenam, Ken selalu main-main. Namun, saat ia berniat mencari pacar ketujuhnya, ternyata tidak semudah itu. Ken harus melewati berbagai tembok yg menjadi penghalang. Claretta Adristi Dari pacar pertama sampai keenam, Retta selalu dimanfaatin, diduain, dicampakan, dan di sakitin. Apalagi Retta gampang baper dan mudah sekali move on. Namun, saat Retta ingin istirahat dalam menjalin hubungan, justru ada seorang cowok yang berusaha keras menunjukan ketulusannya. Retta ragu dan takut mengalami kehancuran lagi. Mereka sama-sama berhenti di mantan keenam. Keduanya ingin merasakan apa itu bahagia mencintai dan dicintai dengan tulus. Jadi, bagaimanakah kisah pacar ketujuh Ken dan Retta? Buat yang suka adegan-adegan romantis -komedi bak drama korea, wajib mampir ke kisah berlatar negri gingseng ini. Apalagi untuk kamu para cewek yang selalu menjadi korban. Dan untuk para cowok, kamu bisa belajar bagaimana mendapatkan hati seseorang yang kamu sayangi. -Happy reading-

Sabrina, cewek cuek yang tiba-tiba sebangku dengan cowok yang gayanya sok. Semua cewek memuja cowok itu sebagai cogan dan anak OSN yang jenius. Dan segala kebetulan membuat mereka sering bertemu. Tapi bagaimana kalau Sabrina melihat sifat asli atau bisa dibilang aibnya? Dan bagaimana kalau seiring waktu mereka tidak merasa keberatan dengan kebetulan-kebetulan itu?