Dinashevia's Reading List
2 stories
Dear Heart, Why Him?[Completed] by beliawritingmarathon
beliawritingmarathon
  • WpView
    Reads 18,824,671
  • WpVote
    Votes 1,036,288
  • WpPart
    Parts 54
Dear Heart, Why Him? "Ketika benci mengundang cinta" a story by Haula S "Pelajaran yang Bela dapatkan saat mencintai Dalvin adalah jangan mengharapkan sesuatu yang indah saat jatuh cinta, tapi sibuklah mempersiapkan hatimu untuk menghadapi seribu satu hal yang menyakitkan." Benar kata orang, benci dan cinta itu beda tipis bahkan hampir sama. Awalnya Bela benci Dalvin yang mengambil tempat parkirnya, dulu Bela benci Dalvin yang selalu membuatnya kesal, Bela juga benci Dalvin karena tatapan tanpa ekspresinya. Tapi semesta membuat dunia Bela jungkir balik. Sekarang Bela cinta Dalvin, Bela sayang Dalvin, Bela menginginkan Dalvin. Tapi permasalahannya adalah; apakah Dalvin mencintai Bela juga? Apa Dalvin menyayangi Bela? 1 nov 2016 #70 in teenfiction 3 nov 2016 #49 in teenfiction 8 nov 2016 #40 in teenfiction 9 nov 2016 #30 in teenfiction 11 Nov 2016 #12 in teenfiction 02 Des 2016 #11 in teenfiction 05 Des 2016 #09 in teenfiction 05 Des 2016 #07 in teenfiction 12 Jan 2017 #03 in teenfiction 26 Jan 2017 #02 in teenfiction 28 Jan 2017 #01 in teenfiction 22 Feb 2017 #01 in teenfiction
Athala [OG VERSION] by maharaniii_
maharaniii_
  • WpView
    Reads 8,898,817
  • WpVote
    Votes 537,594
  • WpPart
    Parts 47
#1 In Teen Fiction (22/01/2017) "Kenapa ya dari sekian banyak cewek di sekolah kita, harus banget yang gue tabrak itu si siapa tuh namanya?" Kavi memalingkan pandangannya dari atap kamar ke arah tiga temannya bergantian. "Athala," sahut Deny. "Iya siapa kek. Harus banget dia? Kayaknya sial mulu idup gue?" Kavi melempar handuknya ke atas tempat tidur. "Apa gue potong rambut aja kali ya?" "Lah? Apaan sih lo gila?" Divin yang sedang PS, reflek menghentikan permainannya. "Apa hubungannya Athala sama potong rambut?" "Yaa buang sial gitu maksud gue," "Si bahlul." Reno sontak tertawa. "Jadi menurut lo si Athala itu kesialan?" "Iyalah jelas. Sehari nganter dia aja gue udah males banget. Tau gitu gue tolak mentah-mentah." Kavi menghela nafasnya kasar. "Najis. Mana ada sih orang yang abis dianterin pulang ga ngucapin 'makasih' atau apa kek gitu. Ini mah apaan? Boro-boro ngomong makasih, senyum ke gue juga enggak. Ada ya? Cewek judes mampus kayak dia? Amit-amit."