Bagiku dia adalah Malaikat yang diciptakan Tuhan dari Surga untukku. Dia mengajarkan, Bagaimana rasanya berbunga-bunga. Bagaimana merasakan sejuta kupu-kupu beterbangan didalam perutku. Bagaimana indahnya memakai gaun pernikahan. Bahagia? Ya! Aku sangat bahagia. PADA WAKTU ITU. Dan sekarang. Setelah enam bulan berlalu. Aku mencabut semua kata bahagia yang pernah ku ucapkan. Aku mencabut semua kata cinta yang pernah ku lontarkan. YANG AKU RASAKAN SAAT INI, AKU MEMBENCINYA SEUMUR HIDUPKU! Satu fakta yang aku tau. Dia bukan MALAIKAT. Dia Manusia Laknat bahkan lebih hina dari pada IBLIS! -bagaimana jika takdir mengatakan, kalau kamu harus bertekuk lutut dan mencintai seorang psycho?-

Cerita cinta antara dokter muda dengan seorang wanita yang pada awal petemuannya sudah membuat hati dokter muda ini menjadi tidak karuan. Jadi seperti apa kisah mereka? Let's check it. ^^

“Aku akan bertunangan. Aku mengenal gadis itu selama dua tahun terakhir”. Ucap Hyuk Jae dengan penuh senyuman yang terlihat di wajahnya. Aku hanya terpaku dengan seulas senyumku yang sangat ku paksakan. Dada ini terasa begitu sesak saat aku mendengar hal itu langsung darinya. Andaikan ada seorang super power melintas di depanku, aku ingin meminta sedikit kekuatan supernya hanya untuk meyakinkan bahwa aku masih kuat berdiri sampai dia menghilang di hadapanku.

Mmm.. Rasanya manis ! Ciuman pertamaku dengannya.. ~ Aku jadi penasaran dengan rasa ciumanku selanjutnya.. tentunya aku ingin rasa manis yang berbeda ~

Alvaro Dylan Kemal Nasution, pria mapan mempesona yang setiap wanita pasti jatuh dalam pesonanya sekaligus pewaris tunggal keluarga Nasution. Paling suka mengoleksi wanita, dan paling anti untuk berkomitmen. Lalu, bagaimana bila dia dijebak oleh sepupunya untuk segera menikah? Ketika akhirnya dia frustasi dan tidak bisa berpikir, dia langsung melamar pembantunya sendiri, Fuzellona Arlanda Alsyaf Notonegoro. All Right Reserved © Copyrights 2013 by Seradia

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi kenapa perasaanku aneh?" - Gisella Dirgaputra. "Gadis itu, seperti aku mengenalnya, benarkah aku mengenalnya?" - Nicollo Luca.

"Love means never having to say you're sorry."