Hanya berisi kegilaan dari 'Hogwarts Gengs'. PS: banyak kata umpatan dan semacamnya. Harap kuat-kuat iman! #1 - Grupchat

Dia bernapas, Mrs. Potter Buang dia, Madam! James bukanlah kesalahan. Ia lahir dari pernikahan ayah dan ibu yang sah. Harry dan Hermione Potter. Tapi, ia datang di waktu yang salah. Garis hidupnya berubah di tangan pasangan keluarga Murray, sebuah keluarga yang sangat sederhana. Harry tak mengetahui apapun, ia masih mencintai Hermione seola itu tak pernah terjadi. Disclaimer: I don't own Harry Potter! OC punya saya :)

Semua ini hanya antara Slytherin dengan Gryffindor, Antara Pure-blood dengan Maggle-born, Antara si licik dengan si cendekia, Si bad boy dengan si good girl, baik dengan buruk, Platina dengan hazel, Dan antara cinta dengan kebencian. Semua ini hanya antara mereka, cukup diam dan dengarkan! Diam dan perhatikan bagaimana kedua sisi saling mempengaruhi. Just shut up!! ⚠ (gambar cover bukan milik saya dan mungkin memiliki hak ciptanya sendiri, oleh karena itu saya hanya memakainya tanpa niatan untuk dikomersilkan) Harry Potter ©J.K Rowling. Dramione Fanfiction. Rate T semi M Semi Canon #2 Dramione (oct - nov 2021) [Pertama kali rilis November 2016]

[COMPLETED] Setelah perang usai, Kementrian membuat peraturan baru. Dimana setiap sekolah sihir harus mengirim beberapa anak didiknya untuk belajar sementara di Sekolah Muggle. Begitupun dengan Hogwarts. Nah, bagaimana kelanjutan cerita mereka di dunia Muggle? Apa saja yang menjadi masalah Hermione dan Draco selaku Ketua murid, di dunia Muggle tersebut? Cover by: @whiteboardcc

Ketika cinta datang di tengah keputusasaan menunggu orang yang tak pasti. Apa yang akan kau lakukan?. Tetap setia menunggu atau berpaling?. Hanya takdir dan kau sendirilah yang menentukan. "Kenapa, kenapa kau selalu memikirkan kebahagiaanku?. Bagaimana dengan kebahagianmu sendiri?." - Ginny Weasley. "Gampang saja, kebahagianku adalah melihatmu bahagia" - Draco Malfoy. Ikuti terus kisahnya... Jangan lupa vote ya. Vote mu membantuku untuk terus berkarya. Terima kasih

Draco dan Hermione selalu berkelahi jika bertemu. Mereka selalu memperbesarkan masalah kecil sekalipun. Di sisi lain, Draco sangat menyukai Hermione. Ia menyembunyikan perasaannya dengan cara menjahilinya. Tapi Hermione sangat membencinya. Terutama saat dia menyebut Mione 'Mudblood'. Dia merasa bahwa Draco terlalu membanggakan dirinya karena terlahir sebagai seorang 'Pure blood' Disaat kelulusan, Draco pun mengutarakan perasaannya kepada Hermione. Apa reaksi Hermione saat Draco mengutarakan perasaannya? Mending dibaca aja:) Thanks before, readers\m/

Sequel dari Guinevere! Ketika perpisahan menuntut hati ingin kembali memiliki.. Mereka dipertemukan lagi.. Tentang JANJI, CINTA, dan KESETIAAN yang pernah ada.. Untuk kembali dipertanyakan... A/N: Harry Potter milik JK Rowling. Selalu! Tapi OC dan cerita ini khayalan aku sendiri. Semoga terhibur. Kalau mau lebih menghayati, ikuti kisah Guinevere sebelum baca yang ini, ya! Pernah aku post di akun fanfiction aku di Annelies Shofia. Thanks! :)

Isinya cerita-cerita ringan dramione yang ku harap mampu membangkitkan jiwa fangirling mu.

Guinevere by Annelies Shofia Ginny mengingat dirinya, seperti yang diceritakan Harry dulu, namanya Ginny, Ginevra, seperti nama istri raja Arthur, Guinevere. Tapi akibat kecelakaan saat Quidditch itu terjadi, sebagian memorinya hilang. Ginny mengingat Harry. Ya, tapi ia tak mengingat jika Harry adalah suaminya. Suami dan ayah dari anak-anaknya. ..aku mungkin ditakdirkan sebagai seorang Guinevere di kehidupanmu, yang menghancurkan hidup dan kepercayaan suaminya sendiri.. - Ginny ..dan aku mungkin ditakdirkan menjadi Arthur untuk mendapingi seorang Guinevere, yang selalu percaya dan mencintai apapun kesalahan yang telah dilakukan oleh istrinya.. - Harry a/n: fanfiction ini sudah pernah aku post di akun Annelies Shofia di FFN. Melihat banyaknya peminat, aku jadi pengen ngeshare juga di Wattpad. Siapa tahu ada yang belum sempat baca. Thanks! :)

"Jadi ini calon menantu ibu Draco?" tanya Mrs. Malfoy. Malfoy pun menjawab dengan jawaban yang membuatku mengutuknya dalam hati, "Iya ibu, dia calon menantu ibu"