Berawal dari paket berisi lampu dan surat yang menjanjikan pesta kembang api tepat pada tengah malam, membawa dunia dalam mala petaka. Lampu tersebut mengeluarkan cahaya dan melahap siapa pun yang menatapnya. Kesedihan di mana-mana. Aislin kehilangan tunangannya, dan ia yakin bahwa manusia yang hilang pasti ada di suatu tempat, dan mereka hidup. Mengetahui Altharrazra juga kehilangan pasangannya, Aislin memprovokasi kembarannya itu untuk menyalakan lampu, dan bergabung dengannya, mencari orang-orang yang hilang. Begitu mereka kembali menyalakan lampu setelah sekian lama, puf! Mereka terlempar ke dunia lain. Berjuta ketakutan selalu menghampiri keduanya. Dengan bermilyaran ketidakpastian, si kembar tak seiras berusaha menyelamatkan dunia. "Hati-hati saat menyalakan lampu, karena lampu itu bisa saja menghisapmu."

PROSES TERBIT (Part masih lengkap) Tidak! Cermin itu pecah. Lalu bagaimana sekarang? Bagaimana cara mereka kembali? Bagaimana caranya memutus benang takdir yang mengikat mereka? Apa mereka akan terkurung selamanya di dunia tengah dan mati perlahan? Dia, pernah bilang kepadaku bahwa, Hidup itu tentang berjuang dan bertahan. Setiap manusia memiliki tujuan nya masing-masing ketika terlahir. Setiap makhluk hidup memiliki takdir yang telah tertulis. Ia bilang, hidup itu adil. Hanya bagaimana cara kita menyikapinya. Apa itu benar? Lalu, apa ini takdir ku? Apa ini tujuan ku terlahir ke bumi? Aku tahu caranya berjuang tapi, aku tidak tahu caranya bertahan. Aku Sharon, anak remaja biasa yang senang dengan mitologi Yunani. Tidak, aku tidak mempercayai yang buku yang kubaca. Aku hanya senang membacanya. Terasa seperti, membaca novel fiksi. Sampai, aku bertemu dengan mereka. Wraith, Iblis dari penjelmaan rasa marah, yang hendak merebut jiwa kami. Dan Aghya pria bertubuh tinggi, berkulit putih bersih, berparas bak Dewa Zeus, rambut dan bola mata hitam yang tajam mengingatkan ku pada langit malam. Bak patung porselen karya seniman Yunani terkenal. Aghya sang Guardian Angel. Malaikat pelindungku ~Update setiap hari Selasa & Sabtu~

Mikha hanya seorang siswa biasa dengan nilai akademik biasa dan hidup biasa yang cenderung monoton. Hingga suatu hari ia ikut ketiga kawannya bolos jam upacara dan mendapat hukuman menulis. Dari situ akhirnya ia mulai menemukan hasratnya dibidan tulis menulis, sekaligus menemukan mimpinya untuk menjadi jurnalis muda. Sayangnya, orang tuanya tidak mendukung kegiatan barunya. Mampukah Mikha berjuang menggapai mimpinya menjadi jurnalis muda meski harus melawan orang tuanya?