Bahasa✨
9 stories
Dia Hujan dan Cinta Pertama by MoVriesty
MoVriesty
  • WpView
    Reads 71,351
  • WpVote
    Votes 2,100
  • WpPart
    Parts 21
Sesaat ketika hujan turun, aku berpikir waktupun telah berhenti. Dan aku di satukan dalam kebahagiaan yang menyakitkan. Ada masa ketika musim hujan itu, aku menumpahkan semuanya dalam tangisku. Dan aku tertawa atasnya. Namun saat ini, ketika hanya ada musim kemarau di hatiku, aku merindukan hujan itu. Bahkan ketika tahu, bahwa aku berada di bawah rintik-rintik hujan yang menggelora, aku tetap merasa, itu bukan hujan yang aku rindukan.
Postcards & Polaroids [FF & poems] by pizzajunkie
pizzajunkie
  • WpView
    Reads 43,199
  • WpVote
    Votes 4,448
  • WpPart
    Parts 9
As nostalgic as postcards, as vivid as polaroids.
Efemeral by bellawrites
bellawrites
  • WpView
    Reads 59,933
  • WpVote
    Votes 866
  • WpPart
    Parts 3
Dia ingin sementara, aku berharap selamanya.
KISAH UNTUK GERI by Eriscafebriani
Eriscafebriani
  • WpView
    Reads 3,945,947
  • WpVote
    Votes 190,622
  • WpPart
    Parts 26
(Telah Terbit dan Di-Serieskan) Dinda memiliki semua yang diidamkan remaja dalam kehidupannya; tajir, cantik, populer dan dipuja oleh banyak cowok di sekolah hingga akhirnya dia kehilangan semua yang dia miliki dalam waktu secepat kedipan mata. Dinda mencari cara untuk mengembalikan reputasinya, yakni mengikrarkan diri untuk menjadi pacar Geri; si pentolan sekolah yang selalu bertingkah dingin dan mengirim sinyal permusuhan dirinya. Geri akhirnya menerima ajakan Dinda untuk berpacaran. Awalnya Dinda mengira berpacaran dengan Geri akan seindah ekspektasinya, nyatanya tidak. Menjadi pacar Geri adalah awal dari bencana.
Senja di Jakarta by pizzajunkie
pizzajunkie
  • WpView
    Reads 534,743
  • WpVote
    Votes 44,860
  • WpPart
    Parts 15
❝Senja itu romantis. Dia yang paling banyak berkorban dari Siang dan Malam. Hadirnya sesaat, cuma sebagai peralihan. Walau Senja sadar kalau dia indah, tapi dia nggak egois. Nyatanya, ia memilih untuk mengalah.❞
R E T A K  (TAMAT-SUDAH TERBIT) by veaaprilia
veaaprilia
  • WpView
    Reads 5,246,045
  • WpVote
    Votes 292,949
  • WpPart
    Parts 33
The Winners Wattys2018 Catergories The Contemporaries Based On True Story Terinspirasi dari sebuah kisah nyata yang saya ceritakan kembali dengan sudut pandang penulis. Nama tokoh dan tempat kejadian disamarkan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. **** Bagaimana jika suatu kepercayaan dan kesetiaan dikhianati oleh dua orang yang sangat kamu cintai? Tidak ada kata lain selain ikhlas dan sabar dalam menghadapinya. Nasi sudah menjadi bubur, apa yang telah terjadi tidak bisa diubah kembali dan waktupun tidak bisa diputar kembali. Andaikan waktu bisa diputar ulang maka tidak akan pernah ada kata penyesalan. Hari menjelang pernikahan yang biasanya ramai dengan canda tawa serta senyum kebahagiaan, harus rela berganti dengan tangisan memilukan serta penyesalan seumur hidup. Ketika menjelang hari di mana Sekar akan melaksanakan Ijab Qabul pernikahannya. Dia dikejutkan dengan teriakkan sang ibu ketika mendapati kakak perempuannya-Kasih, yang telah bersimbah darah karena memotong urat nadi pergelangan tangannya sendiri. Selanjutnya dia dikejutkan kembali dengan kenyataan bahwa kakak perempuannya tengah hamil. Dan yang paling membuat Sekar terpukul, ketika mengetahui ayah dari bayi tersebut, tidak lain adalah calon suaminya sendiri-Dimas Aditya. Ucapan bahagia berubah menjadi bisik-bisik menjijikkan serta tatapan kasihan yang diberikan oleh sanak saudara serta para tetangga pada Sekar. Malu. Tentu saja Sekar malu, kecewa bahkan marah. Tetapi haruskah dia marah bila melihat wajah kedua orang tuanya yang telah lebih malu. Belum lagi dengan gunjingan dari kerabat dan tetangga tentang Kasih yang tega merebut calon suami adiknya sendiri. Bagaimana Sekar bisa menghadapi semuanya? Bisakah kata ikhlas dan sabar mengobati luka hatinya? Based On True Story ----- Copyright © November 2016 | Vea Aprilia | All Rights Reservered Dont copy-paste my Story.
Another Time To Heal (DIBUKUKAN) by radinazkia
radinazkia
  • WpView
    Reads 579,742
  • WpVote
    Votes 6,257
  • WpPart
    Parts 4
Ini bukan sebuah pertemuan. Ini Norikha mengucapkan salam perpisahan. "Gue harus pindah ke Bandung, Van." "Nggak apa-apa, kan masih bisa telepon." Evan mengeratkan genggamannya, mengelus punggung tangan Norikha dengan ibu jarinya. "Kalau liburan, gue bisa ke sana. Bandung nggak jauh." Evan mendekat, dadanya sesak, paru-parunya terimpit, kedua matanya memanas, napasnya sulit. Meski mereka tak pernah saling berjauhan, Evan berusaha yakin hubungan mereka akan baik-baik saja. Sementara Norikha, tak sanggup lagi membendung air mata. Evan tersenyum tegar, yakin ini bukan pertemuan mereka yang terakhir. Norikha menangis, tak punya pilihan selain perpisahan. Evan berjanji akan terus mengabari. Norikha menunduk tanpa memberi jawaban pasti. Evan percaya apapun yang Norikha bilang, dan sehari berikutnya Norikha menghilang. • • • Copyright © by Radin Azkia
The Two of Us by bellawrites
bellawrites
  • WpView
    Reads 1,992,539
  • WpVote
    Votes 146,472
  • WpPart
    Parts 21
Angga adalah pil biru yang selalu berusaha meninggalkan masa lalunya dan lari dari kenyataan. Sementara itu, Vania adalah pil merah yang sedang berusaha mengejar dan membawanya kembali ke dunia nyata. Dunia di mana segala hal tidak selalu terlihat seperti pelangi dan mentari pagi.
Athala [OG VERSION] by maharaniii_
maharaniii_
  • WpView
    Reads 8,898,662
  • WpVote
    Votes 537,593
  • WpPart
    Parts 47
#1 In Teen Fiction (22/01/2017) "Kenapa ya dari sekian banyak cewek di sekolah kita, harus banget yang gue tabrak itu si siapa tuh namanya?" Kavi memalingkan pandangannya dari atap kamar ke arah tiga temannya bergantian. "Athala," sahut Deny. "Iya siapa kek. Harus banget dia? Kayaknya sial mulu idup gue?" Kavi melempar handuknya ke atas tempat tidur. "Apa gue potong rambut aja kali ya?" "Lah? Apaan sih lo gila?" Divin yang sedang PS, reflek menghentikan permainannya. "Apa hubungannya Athala sama potong rambut?" "Yaa buang sial gitu maksud gue," "Si bahlul." Reno sontak tertawa. "Jadi menurut lo si Athala itu kesialan?" "Iyalah jelas. Sehari nganter dia aja gue udah males banget. Tau gitu gue tolak mentah-mentah." Kavi menghela nafasnya kasar. "Najis. Mana ada sih orang yang abis dianterin pulang ga ngucapin 'makasih' atau apa kek gitu. Ini mah apaan? Boro-boro ngomong makasih, senyum ke gue juga enggak. Ada ya? Cewek judes mampus kayak dia? Amit-amit."