Setelah kecelakaan merenggut nyawa ibu yang merupakan keluarga satu-satunya di dunia ini, Angkasa Gebintang dipertemukan dengan keluarga Chanzu yang seolah-olah menghembuskan nafas baru ke dalam hidupnya. Disisi lain, menjalani profesi sebagai seorang Lawyer yang banyak menangani kasus perceraian membuat Traymond Kaffiar, putra dari keluarga Chanzu ini tidak percaya dengan pernikahan. Menurutnya, pernikahan hanya akan membuat dirinya seperti sebuah barang yang diberi lebel, dan Demi Tuhan lelaki itu tidak suka dicap sebagai kepunyaan orang. Tapi kemudian ia berpikir untuk melakukan simulasi pernikahan. Ia ingin belajar berperan sebagai seorang suami, agar kelak mempunyai alasan yang lebih kuat untuk menolak tegas konsep pernikahan. Hingga saat ia bertemu dengan Angkasa Gebintang dan mengajak gadis itu menikah. Karena ketakutannya hidup sebatang kara. Gebintang menerima ajakan Kaffi yang ternyata hanya menjadikannya sebagai Istri simulasi.

ARRRGGGHHH!!! PINDAH?? PINDAH KE KOTA KAMPUNGAN DI SAMUDRA ATLANTIK??? TIDAAAAKKKK!!!! Begitulah reaksi Egi saat orang tuanya memutuskan agar Egi bersekolah di Bukitinggi. Sebuah kota di Sumatera Barat yang terkenal dengan jam gadangnya (Bukan di Samudra Atlantik yang jelas!). Kebayang nggak sih, pindah dari Bandung, kota besar dengan segudang kehidupan malamnya, ke kota seperti Bukittinggi, yang bawa mobil ke sekolah aja nggak boleh! Egi terpaksa putus dengan Akmal, mantannya di Bandung dengan alasan kepindahan Egi. Arrrgghh, kenapa sih Egi harus pindah?? Kenapaaa??!!! Di Bukittinggi, Egi bertemu dengan tiga cowok yang dijuluki dengan "tiga pangeran" atau apapun itu namanya. Sekumpulan cowok dengan haya sok cool dan dengan gaya jalan yang aneh yang menurut Egi "mirip dengan gaya jalan angsa kebelet beranak". Mereka selalu berjalan dengan gaya dagu terangkat seolah-olah mereka adalah makhluk paling tampang se jagad raya. HUeekkss!! Dimulailah petualangan baru Egi di SMA barunya. Novel dengan plot dan gaya bahasa ringan ini cocok untuk penggemar teenlit di jagad Watpadd :D