Ayana dan Rian terpaksa menikah. Mereka saling membutuhkan satu sama lain. Ayana butuh bantuan Rian untuk mengembalikan eksistensinya sebagai model. Sedangkan, Rian butuh peran Ayana sebagai ibu sambung putranya. Segala tangis, tawa, kebahagiaan, kesedihan, mereka lewati bersama. Bahkan mereka pernah saling mengecewakan. Bagi Rian, tak ada wanita lainnya yang bisa menggantikan posisi mendiang istrinya, sekali pun itu Ayana. Bagi Ayana, perasaannya yang mulai tumbuh pada Rian menjadi kesalahan awal yang akan menghancurkan Ayana. Namun, tanpa mereka sadari, keduanya sama-sama hanyut dalam peran masing-masing. Suatu kebutuhan biologis membuat hubungan Ayana dan Rian semakin dekat. ------

Perjodohan bagi kebanyakan orang adalah hal yang buruk. Tapi untuk Aliyah, itu adalah salah satu cara yang bisa membahagiakan bundanya. Aliyah tidak keberatan menghabiskan waktu seumur hidupnya dengan menikah bersama laki-laki pilihan bundanya. Bagi Aliyah, asalkan itu bisa membuat wanita yang dimuliakannya bahagia, tidak akan menjadi masalah apapun dalam hidupnya. Namun, keyakinan Aliyah berubah setelah menikah dengan Dewa. Hidupnya yang awalnya tenang menjadi kacau. Banyak sekali perbedaan yang Aliyah temukan pada diri Dewa. Tidak hanya itu, Aliyah juga harus menghadapi rintangan dan ujian besar ketika menyempurnakan hijrahnya. Aliyah tidak menyangka di tengah-tengah Kota Manhattan yang menawarkan berbagai kesenangan, Aliyah justru harus sedih karena kehilangan. Aliyah percaya pintu langit terbuka lebar. Ketika Aliyah panjatkan doa di sepertiga malamnya, Aliyah yakin Tuhan akan mengabulkannya. Aliyah juga percaya di setiap sujudnya, hatinya semakin dekat dengan Tuhan. Tapi, apakah benar masalah Aliyah yang rumit bisa dengan mudahnya terselesaikan? Dan, bagaimana kelanjutan hubungan Aliyah dan Dewa yang tidak dibumbui benih cinta? ----