Pangeran menyelamatkan sang gadis pujaan dari keluarganya yang keji. Membawanya ke Istana dan menjadikannya permaisuri. Selayaknya sebuah kisah romansa yang indah dimana dua sejoli saling menemukan belahan hati masing-masing. Membebaskan diri dari ikatan politik yang membelenggu, Sang Pangeran bersikeras menjadikan gadis pujaan sebagai miliknya. Semua orang akan setuju bahwa kisah itu adalah dongeng yang indah. Tetapi bagaimanakah dengan tunangan keji sang Pangeran? Gadis yang digadang-gadang sebagai permaisuri sejak jauh hari. Perempuan dengan garis keturunan bangsawan murni yang bersikeras mencegah kedua sejoli untuk bersama. Apakah yang terjadi pada dirinya? Kisah ini adalah sebuah kisah lain dari dongeng indah para putri dan pangeran. Tentang dia yang digambarkan sebagai tokoh jahat, yang mungkin tidak sejahat yang dikira.

"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri Elleta dengan langkah yang ragu melangkah mengambil pedang yang berada digenggaman Duke saat itu diiringi tatapan jijik kedua kakaknya Dengan pedang yang sudah berada didepan lehernya, Elleta mengucapkan sumpah dengan lantang yang membuat seluruh orang disana merinding Elleta Hevadal menyayat lehernya didepan ayah dan ke dua kakaknya, dengan air mata yang sudah beribu-ribu kali menetes selama 18 tahun hidupnya Rank : #1-duke [16 Januari 2022] #4-fantasi [16 Januari 2022] #1-luka [25 Januari 2022] #1-fiksisejarah [4 Februari 2022] #2-isekai [11 Maret 2022] #1-kerajaan [15 Maret 2022] #1-reinkarnasi [3 April 2022] #1-lady [3 April 2022] #1-keluarga [16 April 2022] #3-fiksi [21 April 2022]

Alkisah pada zaman entah kapan, hiduplah Si kaya dan si kaya juga . Si tampan dan si tampan juga. Si pintar dan si pintar juga. Si pembuat onar dan si pembuat onar juga. Yang entah bagaimana bisa bersama akibat kesamaan sifat mereka yang tak sadar berusaha mencari celah agar bisa saling melengkapi. Seperti coklat manis yang menambah rasa manis pada banana yang juga sudah manis~:* ************* " Apa yang kau lihat sialan?" Hanbin menghardik Bobby yang berdiri sambil bersandar di pintu ruang makan. " Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan bersila di depan kulkas tengah malam begini? " " Apa pedulimu! Aku sedang mabuk dengan air mineral! " Hanbin lalu meraih botol air dan menandaskannya dalam beberapa kali teguk. Bobby hanya tersenyum maklum, dia terlalu mengenal Hanbin. " Ayam goreng, tteoboki, es krim, keripik kentang.... emm kau mau yang mana? " " Semua. Aku lapar sejak tadi. Kenapa baru menawari bodoh! " Dua kali di beri umpatan dan Bobby malah balas tersenyum sambil mengsusap - ralat hampir mengusap kepala Hanbin sebelum tangannya di tepis kasar. " CEPAT PERGI AKU LAPARRRRR BOBBY KIM " Oke, kali ini Bobby memilih menjauh dan membeli pengganjal untuk perut lapar Hanbin.