Hanya berganti judul, "Waktu Pesiar yang Berharga" Story non-private. So, kalian bebas membacanya. Asal satu, Harap tidak boleh menjiplak, menulis/mendaur ulang. Cukup membaca saja, tidak komen yang aneh-aneh. Thx. Tidak ada arti kiasannya, Aku dan kamu bersatu. Itu tak mungkin, dan sangat tidak mungkin. Aku tak ingin menentang takdir. Biar saja, aku hidup dengan takdirku saat ini. Maaf, kata maaf saja tidak bisa menjadi jalan untuk aku bisa menerima semua ini. Aku ingat betul, semua yang di lalui bersama-sama. Tak semudah itu bisa dilupakan dan direkalan. Tapi.. Dia, yang benar-benar bisa mengubah jalanku seutuhnya. Cerita : menggunakan alur/plot maju-mundur. 3rd military's story by Dila S

[Based On True Story] 3/4 dari hidupku dihabiskan untuk terbang di udara. Melayani penumpang dengan senyuman manis, tak peduli hati sedang dengan kondisi apa. Libur digunakan untuk tidur. Pacaran? Mana sempat hidupku yang sudah berat ini memikirkan hal itu. Sampai ketika datang seorang laki-laki yang membuatku mulai sudi mengganti jadwal tidurku untuk datang menemuinya atau hanya sekedar mengobrol via telpon. Tapi namanya juga Tuhan selalu memberi cobaan kepada hamba-Nya. Laki-laki ini berprofesi sebagai Taruna Akpol. Tahu 'kan bagaimana dia menjalani hidupnya? Waktu yang sedikit untuk bertemu dengan keluarga, bahkan komunikasipun sesempatnya. Oh semesta, justru semua hal itu dan apapun yang ada di dirinya sudah kucinta. Yogyakarta, 29 Sept 2017 - 00:14

[Based On True Story] "Abang udah jadi Tentara dek, abang tunggu kamu pake seragam Pramugari di Makrab tahun depan ya!" Kata-kata itu, memasuki tahun kedua kami berpacaran, masih teringat betul di otakku. Hingga akhirnya tahun berikutnya cita-citaku menjadi Pramugari benar terwujud dan dengan bangganya melalui semua acara Akmil menggunakan seragam kebanggaanku. 2009-2017, bukan waktu yang sebentar untuk kami berdua bersama-sama. Jadi jelas masuk akal 'kan kalau saja aku mengatakan hingga saat ini semua kebiasaan kami dulu saat pacaran belum bisa terlupakan? Atau bahkan sampai kapanpun nanti aku hidup, 8 tahun itu nggak akan terupakan juga. Dari yang berawal dengan diejek olehnya setiap latihan Paskib karena dia senior, jatuh bangun menggapai seragam impian masing-masing, sampai akhirnya pangkatnya sudah terganti ke Lettu. Sungguh lama, ya? Ucapkan halo untuk Tio kali ini karena aku akan bercerita segala detail hal yang kami lalui bersama kala itu dari awal hingga akhir memasuki tahun 8 hubungan kami dan ternyata harus berakhir. Terimakasih ya, Tio, sudah mengizinkanku menulis ini semua. Mari baca sisi lain kisah kasih seorang Byanca.[]