[DALAM TAHAP REVISI] Seandainya aku tak percaya akan dzat maha pengasih lagi maha penyayang, sudahku akhiri hidupku dari dulu. Seandainya aku tak peduli akan wanita tangguh nan kuat dihidupku sekarang, sudah ku gantung diriku pada suatu malam. Seandainya aku tak ingat pengisi kekosongan berupa anak-anak manusia yang berupa-rupa sikapnya, sudah ku tenggak racun sedari dulu. Seandainya aku tak punya harapan tentang hari esok yang kubuat lebih baik, sudah ku iris nadiku sejak lama. Dan seandainya aku adalah orang yang lemah, kini yang ada tinggal namaku saja di dunia. Karena aku ingin menjadi bintang kecil, yang bercahaya karena sinarnya sendiri. Yang tampak indah dengan dirinya sendiri. Karena bisa jadi kamu salah mengartikan, sang rembulan memang indah, kamu mengaguminya. Tanpa kamu sadari, bulan bercahaya karena pantulan dari sinar matahari. Sang mentari yang jarang kamu tengok dia, yang kamu banding-bandingkan dengan teduhnya saat menatap bulan Maka, cukuplah bagiku menjadi sebuah bintang kecil, bukan matahari maupun bulan yang dipuji pengagum malam. Meski bintang itu tak tau dimana rumahnya, rumah tempat untuk dia pulang ketika pergi dan tempat untuk tinggal bukan untuk ditinggalkan.

CERITA TELAH TERBIT |untuk informasi berikutnya, silahkan cek instagram @aku_nouris| [Dihapus beberapa part, terutama 5 part terakhir untuk kepentingan penerbitan] Aku merasa kesepian ditengah ramainya dunia. Aku merasa sendirian ditengah riuhnya dunia. Aku merasa kosong ditengah padatnya dunia. Ini bukan secangkir sajak yang terluka, bukan pula tentang takdir berjudul prosa cinta. Ini adalah kisahnya, seorang gadis yang kehilangan sayapnya. Sayap pelindung yang meneduhkan, orang biasa memanggilnya, Ayah. Dia tak pernah merasakan kasih sayang seorang Ayah, hingga laki-laki ia anggap sebagai pembawa mendung, datang hanya untuk pergi, hanya bisa menggores dan menyisakan luka. Setujukah kamu? Akankah ada pria sejati yang dapat membawanya terbang hingga menari diantara mimpi? Membuatnya tertawa hingga lupa caranya menangis? Dia takut jatuh cinta, takut kembali terluka dan takut kembali kecewa karena laki-laki. Tapi ada sosok yang mampu membuatnya sadar, bahwa jatuh cinta itu ibarat sebuah sungai. Dia harus berani terjun ke dalam sungai itu untuk merasakan sensasi nya, bukan hanya berharap terkena cipratan air dari orang lain yang sedang bermain di sungai itu. Warning: mengandung unsur sedih dan dapat membuat air mata membasahi pipi tanpa izin terlebih dahulu. this is not my first story but this is my first publication on 19/06/2018