Komandan terakhir Kavaleri; Fight like there's no tomorrow.

Komandan Kedua Kavaleri; The deadliest killer hides behind worldly pleasures.

Komandan Pertama Kavaleri; The real bad boy ain't playing no game.

[WARNING: YOUNG ADULT FICTION! Anak-anak di bawah 18+ harap menyingkir] [ARUNA SERIES #2] Komite Keamanan Khusus: Badan yang khusus menangani kasus para aruna di Indonesia. Intel, Badan inti, dan Dewan hanya sebagian kecil dari lingkup organisasi tersebut. Selama empat puluh tiga tahun lebih, organisasi itu menaungi seluruh keamanan atas aruna di negeri ini. Di sanalah, bersemayam prajutir-prajurit terkuat di negara ini. Di sanalah, kakak serta kedua orang tuaku mengabdi. Di sana pulalah tempatku mengabdi dan menaruh kepercayaan penuh hingga detik ini. Tapi di badan itu juga, kenangan burukku bermula. Tahukah kalian kalau yang ternyata membunuh kedua orang tuaku adalah aruna yang secara bodoh selama ini kukira kakak dan yang menutupinya tidak lain adalah salah satu anggota Komite Keamanan Khusus yang dihormati dengan julukan Dua Belas PIlar? Aku kedengaran seperti orang tolol, aku tahu itu. Tapi memang itulah kenyataannya. Aku sudah ditipu mentah-mentah oleh orang-orang yang kupercayai. Entah siapa kawan atau lawan. Setelah memutuskan untuk hidup di jalan balas dendam, aku baru menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih besar dan mengerikan yang tersembunyi di balik layar, sesuatu yang mengharuskanku untuk tegas memilih di pihak mana aku berada: manusia atau aruna? Highest Rank #28 in Vampire

[ARUNA SERIES #3] [Young Adult Fiction! Rated for Detailed Violence!] Aruna kini diburu untuk dimusnahkan. Mereka menjadi mangsa bagi predator baru yang lebih ganas dan tidak memiliki akal maupun hati nurani yang diciptakan oleh Yusriza Ganendra. Sang manusia terkuat berambisi untuk membersihkan seluruh aruna sekaligus manusia yang menentangnya. Kedengaran seperti racauan orang mabuk, tapi percayalah, dia lebih dari sanggup untuk melakukannya. Tapi apa memang itu pilihan terbaik? Pertanyaan itu menuntunku pada jalan yang menjadikanku pihak yang menentang Yusriza di depan mukanya sendiri. Ada orang-orang yang berjuang bersamaku, tapi aku tidak terlalu berharap pada mereka. Ini masalahku. Harus aku yang menyelesaikannya sendiri. Sayangnya, tanpa pernah kuduga, semua masalah ini ternyata berakar jauh di masa lampau, jauh dari jangkauan pengetahuanku, di luar batas kemampuanku, hingga aku sendiri bertanya-tanya, mampukah aku bertahan sampai akhir? Highest rank: #56 on Vampire

Ketika Laksamana Tirtoadji sang Ketua Senat dipertemukan dengan Namita Aisyah sang Kutu Buku melalui sebuah perjodohan, keduanya kesulitan untuk menyesuaikan diri satu sama lain. Namun, ketika rasa sudah bicara, dapatkah mereka berpaling? *** Menjadi ketua senat saat duduk di semester 6 bukanlah perkara yang mudah bagi seorang Laksamana Tirtoadji. Terlebih lagi, saat di kampus, ia masih harus dibebani untuk mengawasi Namita Aisyah. Namita yang seorang kutu buku akut, selalu sibuk dengan buku-buku usang di perpustakaan fakultas, tanpa mau tahu hal tentang sang ketua senat-Laksa-alias tunangannya. Bahkan di saat gadis lain berlomba-lomba menjadi stalker di semua media sosial milik Laksa maupun di dunia nyata, Namita tampak tidak peduli. Lalu, bagaimana kelanjutan hubungan Namita dan Laksa di saat jarak tercipta antara si kutu buku dan senat kampus? Bertahan, atau berhenti di tengah jalan karena perbedaan mereka? Cover design by Raymond Gardener.

Bekerja menjadi jurnalis di kota metropolitan memang asyik. Tapi, akan jadi bencana saat kamu bertemu lagi dengan cowok tsundere yang pernah menolak pernyataan cintamu.

Will be updated every Tuesday (hopefully) Start: May 1st, 2018, end: May 7th, 2019. ---------- Kia dan Bram tidak sengaja bertemu di Gili Trawangan, ketika keduanya sama-sama sedang traveling dengan kelompoknya masing-masing. Tiga tahun kemudian, mereka bertemu lagi di kereta dari Jakarta menuju Jogja. Kia yang tidak pusing menghadapi quarter life crisis mulai mendapat tekanan dari keluarga besarnya untuk segera menikah. Jelas dia menolak dengan alasan usianya masih muda dan ingin menggapai cita-cita dulu. Sama seperti yang dialami oleh Bram. Dengan persamaan nasib yang didasari ketertarikan terhadap satu sama lain, Kia dan Bram mulai berpacaran. Perlahan, Bram mulai menyadari bahwa dia tidak bisa hanya berpacaran dengan Kia seiring bertumbuhnya rasa cinta kepada gadis itu. Dengan segala cara Bram membujuk Kia agar mau menikah dengannya, namun Kia masih bersikukuh kalau dirinya belum siap. Unfinished business dengan seorang perwira angkatan darat masih menahannya untuk melangkah lebih jauh bersama Bram. Apalagi fakta mengenai Bram membuatnya ragu. Berhasilkah Bram meyakinkan Kia untuk menikah dengannya, atau malah Rei, sang perwira yang datang kembali mampu meluluhkan hati Kia lagi? ---------- Rahma Kusharjanti, 2018. Cover designed by @poisoncalla on Instagram. The story is mine. If you find any similar stories with this one, it's probably pure coincidental or they copy mine. If it's the last one, kindly inform me. Find me on Instagram (@kusharjanti) and Twitter (@_kusharjanti_)

(MATURE CONTENT!! PLEASE CHOOSE YOUR STORY CAREFULLY) Bagaimana jika hal yang selama ini kamu hindari adalah sumber kebahagiaan orang tuamu? Selama ini Alethea berpikir mimpinya akan membawa kebahagiaan juga kebanggan bagi orang tuanya. Ia tidak sepenuhnya salah. Hanya saja ada hal lain yang akan membuat orang tuanya lebih bahagia. Jauh lebih bahagia. Sedangkan ia sendiri tidak yakin dengan kebahagiaannya sendiri jika keinginan mereka terkabul. It should be simple and easy. But, too bad I have different glasses and gears. Yeah, it is a war for me. -Alethea Tara Harris

Cewek, 25 tahun, good attitude, cantik, modis, pintar-walau pun tidak setiap saat, pekerjaan keren, jomblo. Kata terakhir itu dijamin mampu menutupi beberapa kata bernilai positif di depannya. Di saat hampir semua teman wanita seumurnya sibuk mengurus suami dan anak, Rosie Nandiswara masih harus sibuk mengurus pekerjaannya. Saat teman-temannya mendapat pesan singkat dari suami atau pacar yang mengingatkan untuk makan, jangan terlalu capek, dan bla bla bla, Rosie cuma mendapat pesan dari atasannya-lagi-lagi mengingatkan soal deadline. Ini bukan hidup yang Rosie pilih. Rosie juga mau, seperti teman-temannya yang lain. Masalahnya, Rosie masih terjebak dengan obsesi anehnya sejak di bangku kuliah dulu. Rosie punya kiteria sendiri untuk menilai apa seorang cowok cukup menarik atau tidak di matanya untuk dijadikan pasangan. Ada beberapa hal; 1. Seiman dengannya, 2. Pintar, 3. Wangi, 4. Punya badan lebih tinggi darinya-yang untungnya tinggi Rosie tidak lebih dari 160cm, 5. Single. Belum pernah menikah dan tidak sedang menjalin hubungan dengan siapa pun. 6. Berkemeja slimfit.