lamaran arga membuatku semakin yakin jika dia adalah seseorang yg tertulis di lauhul mahfuz untukku. ta'aruf adalah jalan terbaik yg akan kita lalui. namun semua tak semudah yg kita inginkan. dukungan sahabat terbaik dan teman baru makin membuatku yakin.. aku tak sendirian disini. kita merencanakan.. namun tuhan yang tentukan.. dan doa yg bisa mengubahnya. akan semakin memperbaiki diri ataukah semakin terpuruk???

setelah lulus kuliah kuputuskan untuk ke surabaya dan tinggal bersama sodara dari ibuku dan bekerja disana untuk melupakan arga... melupakan semua kenangan dan berharap tak terlalu sering melihat tempat tempat di yogyakarta yg pernah menjadi bagian termanis semasa SMA. mempunyai teman teman baru dan adaptasi dengan lingkungan baru tak mudah bagiku.. bukan hanya teman kerja.. namun juga para 'penghuni' rumah sakit yg sudah ada sejak rumah sakit ini berdiri. pasrah pada takdir tuhan dan terus berdoa untuk hal yg terbaik.. dan yakin bahwa sekenario dari tuhan yg terbaik. akankah aku punya sahabat terbaik seperti retno dan sarah.. dan apakah aku bisa bertemu dengan jodoh yg tertulis di lauhul mahfudz untukku..

setelah lulus SMA aku berpisah dengan arga karena kesalahan komunikasi. disitu aku mulai berpikir mungkin memang arga bukan jodohku. atas dukungan kak biyan dan eyang akhirnya aku melanjutkan kuliah disalah satu universitas di yogyakarta. saatnya memulai sesuatu yang baru dan berharap masa kuliah akan lebih menyenangkan dan jauh dari kata 'seram'. banyak hal baru dan juga teman baru. beberapa sahabat lama masih setia menemaniku. Namun semua tak berjalan mulus seperti bayanganku.. berbagai teror dan kejutan mengisi masa masa kuliahku.. hingga aku sampai hampir gila dan tak kuat dengan semua ini.

berawal dari pemaksaan eyangku untuk masuk kesebuah sekolah yg tak kuinginkan. merupakan sebuah sekolah terbaik di yogyakarta namun sangat horor dari pandanganku. bertemu dengan hal hal baru juga teman baru. begitu juga dengan cinta pertama yg memiliki sebuah kemampuan yg sama. untuk pertama kalinya aku berpikir ulang. ini bukan sebuah kutukan. tapi hal wajar yg harus kucoba untuk bs menerimanya. ini adalah awal untukku bangkit dan melawan semua hal dari masa kecil yg sangat menyiksa.