Bekerja di sebuah penerbitan besar dan ternama adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi Inggrid. Tapi kalau owner penerbitnya adalah Mika Dewangga? Inggrid harus punya stok kesabaran yang banyak. Oke, Inggrid sadar. Dari awal ia mengirim lamaran pekerjaan di perusahaan percetakan ini adalah suatu kesalahan besar. Tapi jika itu berarti dia tidak akan bertemu dengan mantan keparatnya, Inggrid rela harus berhadapan dengan orang paling menyebalkan bernama Mika, tetangga yang merangkap menjadi bosnya itu. * Mengetahui Inggrid putus dari pacarnya dan melamar pekerjaan di perusahaan percetakan miliknya sudah seperti durian runtuh untuk Mika. Wanita itu, wanita paling tidak pekan di dunia. Dia adalah saingan terbesarnya, satu-satunya wanita yang pernah mengalahkannya dalam berbagai bidang saat di sekolah dulu. Tidak hanya dibidang akademik, bidang non-akademik pun dia selalu membuat Mika berada di posisi kedua. Jika membuat Inggrid jatuh cinta sama artinya dengan kemenangan terbesar dalam hidupnya. It's okay, Mika akan membuat wanita tidak peka itu jatuh cinta padanya. Tapi... membuat orang jatuh cinta itu tidak mudah. Belum lagi Mika sama sekali tidak punya pengalaman berpacaran sebelum ini. Selama 26 tahun ia hidup, telah ia habiskan untuk memikirkan cara mengalahkan Inggrid. Tidak ada yang lain.

Kehadiran pria itu seperti mimpi buruk yang menjelma nyata bagi Dara. Mungkin jauh lebih mengerikan daripada mimpi buruk, karena alam mimpi selalu bisa ditinggalkan saat terjaga, tapi bagaimana menghindari dunia nyata? Dia kembali. Layaknya menggarami luka, hanya perih yang meraja. Dara dapat merasakan, kenangan perlahan menggulungnya, menenggelamkan, dan mengupas perlahan semua lembar memori yang berusaha dilupakannya. Memori yang menyakitkan. Dara tahu dia harus menyelamatkan diri. Tapi bagaimana caranya?