Perkenalkan, aku Nisa. aku adalah seorang anak baru SMA biasa hingga aku bertemu seorang pria yang aku anggap sempurna. semuanya terlihat indah. aku bahagia, sampai akhirnya sesuatu yang bernama 'kanker' merenggut kebahagiaanku..

Aku ingin pulang. Kembali ke sisimu. Menikmati cappuccino bersamamu

ARRRGGGHHH!!! PINDAH?? PINDAH KE KOTA KAMPUNGAN DI SAMUDRA ATLANTIK??? TIDAAAAKKKK!!!! Begitulah reaksi Egi saat orang tuanya memutuskan agar Egi bersekolah di Bukitinggi. Sebuah kota di Sumatera Barat yang terkenal dengan jam gadangnya (Bukan di Samudra Atlantik yang jelas!). Kebayang nggak sih, pindah dari Bandung, kota besar dengan segudang kehidupan malamnya, ke kota seperti Bukittinggi, yang bawa mobil ke sekolah aja nggak boleh! Egi terpaksa putus dengan Akmal, mantannya di Bandung dengan alasan kepindahan Egi. Arrrgghh, kenapa sih Egi harus pindah?? Kenapaaa??!!! Di Bukittinggi, Egi bertemu dengan tiga cowok yang dijuluki dengan "tiga pangeran" atau apapun itu namanya. Sekumpulan cowok dengan haya sok cool dan dengan gaya jalan yang aneh yang menurut Egi "mirip dengan gaya jalan angsa kebelet beranak". Mereka selalu berjalan dengan gaya dagu terangkat seolah-olah mereka adalah makhluk paling tampang se jagad raya. HUeekkss!! Dimulailah petualangan baru Egi di SMA barunya. Novel dengan plot dan gaya bahasa ringan ini cocok untuk penggemar teenlit di jagad Watpadd :D

Midnight Magic, sebuah tradisi lama yang dimiliki Bayu bersama ibunya di tengah malam buta dimana keduanya menikmati cerita-cerita cinta terbaik ditemani secangkir susu cokelat, mempererat hubungan antara seorang anak dan ibu. Setelah kepergian sang ibu, tradisi tersebut terkubur dalam dan beralih wujud. Namun kini, kemunculan Dini di kehidupan Bayu membuka kembali lembaran tradisi Midnight Magic baru. Seperti apakah cerita-cerita cinta yang diuntaikan Bayu bagi Dini yang pada akhirnya terbuai begitu rupa di setiap malamnya?