Tugasnya sebagai agen diuji dalam upaya membongkar jaringan pengedar narkoba di kabupaten OKU Timur.Dalam misi itu, ia bertemu kembali dengan Sangiang Pandita. Demi muslihat yang dijalankan, ia mengumpankan dirinya menikahi gadis itu. Sangiang berpikir bahwa sikap tidak tersentuh Niam padanya adalah bukti bahwa pria itu masih menyimpan luka dari masa lalu.Hati Niam sudah terlanjur diletakkan pada satu cinta yang telah dimiliki pria lain. Sangiang tidak tahu bahwa ada seorang gadis yang telah mengubah persepsi Niam. Orang itu disebut Niam sebagai gadis fajar, seorang gadis perawan yang rela mengejar matahari untuk melihat sinar merah keemasan di waktu sepertiga malam. Gadis yang akan membaca matan-matan alfiah sembari menunggu fajar tiba. Juga gadis yang mempercayai bahwa fajar adalah suatu pertanda tentang datangnya hari baru yang lebih baik. Dan berbicara mengenai hari yang lebih baik, akankah ada hari itu di masa depan sementara gembong narkoba mengincar mereka? Buku ini sudah terbit. Kalau ingin membeli, silakan hubungi akun shopee *Penerbit Diva Press. Terima kasih.

Gadis itu selalu sendirian, tidak punya teman dan seperti diasingkan dari kota kelahirannya sendiri. Lalu tiba-tiba saja berita kematiannya datang. Dan itu sudah cukup memberiku alasan untuk kembali ke kota itu lagi. Gadis itu bunuh diri dan kini pemakamannya tiba-tiba dikunjungi oleh seisi kota ini. Ironi sebenarnya, sejak dulu seisi kota ini tidak pernah peduli dengan keberadaannya. Kepedulian itu justru muncul saat dia sudah mati. Tapi semakin lama, aku justru semakin merasa itu bukan lagi kepedulian. Itu sebuah sandiwara untuk menutupi hal mengerikan yang dilakukan kota ini pada gadis itu. Copyright © 2016 by Indah Thaher

[Cerpen] [5/5] "Mamimu, Memo?" tanya wanita berkonde besar itu kepadanya. Belasan kali. Pertanyaan yang sama. Melulu begitu. ===== Cerpen 5.000 kata. © Iko_Nimbuss Ilustrasi sampul: https://static.boredpanda.com/blog/wp-content/uploads/2015/09/How-our-daily-habits-are-killing-the-planet-that-we-live-in4__700.jpg

Mereka yang memilih hidup di bawah realita kemanusiaan. Mereka yang memilih bertahan tanpa pernah tahu arti kebahagiaan. Biar kutunjukan padamu sebuah anomali, Anomali di negeri ini. ©auvanium | 2017