ride_rd
- Reads 8,157
- Votes 421
- Parts 4
Jatuh cinta itu berjuta rasanya. Kalau kata nenek Titiek Puspa, biar siang biar malem terbayang wajahnya. Biar hitam, biar putih, manislah nampaknya.
Tapi bagi seorang Senja Cahaya Kemilau yang biasa dipanggil Kei, jatuh cinta itu kayak makan permen nano-nano ditambah sebutir obat sakit kepala. Manis, asem, asin, dan pahit! Pokoknya ramai rasanya!
Kenapa begitu?
Karena jatuh cinta itu akan berasa manis apabila cinta kita terbalas.
Asem itu kalau kita jatuh cinta, tapi orang yang kita cintai malah cinta ke orang lain. Kecut dan asem gimana gitu kan rasanya? Udah berasa kayak makan buah mangga yang masih mengkel dan belom mateng.
Nah kalau kita jatuh cinta, tapi gak berani bilang ke orang tersebut, dan cuma bisa mendem doang. Menurut gue itu rasanya asin, getiiir cuy.
Beda lagi kalau kita jatuh cinta, terus kita berani ngungkapin perasaan, tapi udah gitu kita di tolak! Paiiiiiit banget rasanya cuyyy! Udahlah harga diri sebagai wanita jatuh karena berani buang gengsi buat nyatain perasaan, ehh di tolak. Sakiiiiit shay! Pahit banget rasanya! Udah berasa lagi minum obat sambil dikunyah bukan ditelen!
Kira-kira rasa apa sih yang dirasain oleh seorang Kei ketika dia jatuh cinta di masa Putih Abu - Abu?
Manis? Asem? Asin? Atau bahkan Pahit?
Lalu bagimana kisah pertemanan Kei selama masa Putih Abu-Abu? Apakah juga terasa seperti makan permen nano-nano?
Daripada penasaran, yuk kita ikutin kisahnya di "The Story of Putih Abu Abu". Yang kalau di singkat menjadi THE SOPAA (?).
----------------------------------------------------------------------
Cerita ini aku dedikasikan untuk sahabat-sahabat aku ketika aku SMA ❤️.
Mulai Menulis : Oktober 2020
Published : 12 November 2020