adhityanurrahman
Aku tak ingin seperti bulan
Terkadang ia menjelma menjadi kenangan
Aku tak ingin seperti bulan
Ia hanya berupaya tegar dihadapan langit
Dan sekali lagi, aku tak ingin menjadi bulan
Dialah yang menghilangkan kegembiraan senja bersama langit
Tapi aku bangga dengan bulan
Ketika bumi diterpa badai malam bahkan kau masih setia menemaninya
Hai nona,
Apakah kita menatap bulan yang sama?
Kita seperti bulan dan matahari
Berdampingan tapi tak pernah bersama
Seringkali kita berupaya memantaskan diri
Disaat itu jg kita semakin jauh
Sesejuknya kamu tak pernah menyapa hatiku
Kamu sunyiku,
Disetiap sunyiku angin selalu membawa nama mu hinggap di gendang telingaku
Hanya mata ini yg bisa berbicara ketika melihatmu
Sadarlah, aku tak ingin terlampau mengenangmu digelapnya bumi
Kita hanya bagian cerita dikala malam
Aku benci ketika bumi ini mulai gelap
Disaat itu kita tak bertemu
Untung saja muka mu selalu bertamu di pikiranku
Hai nona, sudihkan kamu menemani malamku?
Kita bicarakan malam
Berbicara semampu kita
Hingga matahari menyadarkan kita
Semoga kelak nanti kita dipertemukan dengan keajaiban yang terbaik
Jatiasih, 19 November 2017