[ONESHOT] Hanya sebuah kisah mengenai sepasang manusia yang sama-sama memiliki kekurangan. Berjuang di jalan yang berbeda, namun seirama. Meniti perlahan. Berjuang dari mereka yang hanya memandang sebelah mata. . Shingeki no Kyojin (c) Isayama Hajime Be My Sight, Be My Voices (c) Begundal Busuk . RIVAERE|MxM|Romance|R18|Implicit|maybe OOC|maybe typo(s)|for Eren's Birthday

"Jadi selama seminggu ini kau menghilang dan menghabiskan waktumu untuk belajar ini itu bahkan sampai terluka hanya untuk menyiapkan kejutan ini?" "Hei, boleh aku meminta hadiah lagi?" "Eh... apa ada yang kurang. Atau ada hal lain yang kau inginkan?" "Ya.. ada satu hal yang ku inginkan..." Levi mendekat, berbisik di telinga Eren. "... Kau. Akh menginginkanmu Eren." A RivaEre Fanfiction for Levi's Birthday HAPPY BIRTHDAY LEVI ACKERMAN

Life's not easy.

Jika kau bertanya hari apa yang paling disukai Eren dalam satu minggu, pasti pemuda manis berambut cokelat itu akan menjawab 'hari Sabtu' -dengan riang tentunya. Jika hari Sabtu tiba Eren akan rela menyia-nyiakan waktu liburannya yang berharga hanya untuk pergi ke taman di ujung komplek perumahannya untuk menemui orang itu. Ya, seorang pria misterius yang mengenalkan dirinya dengan nama Levi. Sosok pria yg bahkan tidak pernah bicara banyak, namun dapat membuat Eren merasa nyaman. "Dia... tidak datang lagi?" Eren bergumam seorang diri sambil menatap sebuah bangku di sudut taman yang kini kosong. Ini sudah minggu ketiga sejak sosok Levi tidak lagi muncul. "Kemana dia? Dia bahkan tidak memberiku nomer handphone nya, bagaimana aku bisa menghubunginya?" Tak ada jawaban, hanya hembusa angin yang terdengar. "Jadi kau benar-benar tidak mau menemuiku lagi Levi?

Shingeki no Kyojin by Hajime Isyama I don't take anything about this story Pairing : Riren/Rivaere Genre : Romance, hurt/comfort, family, friendship. Warning : boys love/gay/yaoi, Men-pregnant, OC, OOC, typo(s),dll Summary : Eren Jaeger kembali dipertemukan dengan orang-orang di masa lalunya. Luka yang sudah ditutupnya rapat-rapat kini terbuka kembali. Namun dengan kelihaiannya Eren mencoba untuk tetap tersenyum seolah semuanya baik-baik saja. Apalagi dirinya harus kembali berhadapan dengan pria yang begitu menyakitinya hingga dia hancur dan terpuruk selama ini. Disaat dia sudah mulai melupakan Rivaille Ackerman, pria itu kembali mengusik hidupnya yang sudah tenang bersama kedua anak tercintanya. ( " kau yang dulu membuangku, dan sekarang kau juga yang menyuruhku untuk kembali. Aku bukan barang yang bisa seenaknya kau jungkir balikkan. Rasa sakit yang kau torehkan lebih dalam dari pada rasa cinta yang kau berikan" - Eren Jaeger ) (" Aku yang membuangmu dulu, tapi aku juga yang memintamu untuk kembali. Katakan aku memang brengsek. Tetapi seorang brengsek sekalipun layak untuk mendapatkan kesempatan kedua- Rivaille Ackerman ) ( "Papa, kenapa kau selalu menangis setelah bertemu dengan paman itu? Papa, kenapa kami tidak bisa menjauhi paman yang selalu menyakitimu? Sebenarnya rahasia apa yang kalian sembunyikan dari kami berdua?" - Revon & Sean Jaeger )

[Teaser Light Novel] [Kolaborasi dengan Neoratu] Ada manusia-manusia yang dilahirkan dengan kelebihan istimewa di dunia ini. Mereka disebut Sentinel dan Pemandu. Sentinel mampu menggunakan indra mereka di luar batas kemampuan manusia biasa--bahkan, bisa dibilang supernatural. Hanya saja, kemampuan istimewa itu dibayar dengan harga besar. Setiap kali seorang Sentinel menggunakan kemampuannya, ia berisiko menjadi lemah dan gila karena beban pada tubuh dan pikirannya. Untuk menghindari itu, Sentinel harus berpasangan dengan Pemandu, manusia dengan kemampuan empati yang bisa menanggung sebagian dari beban mental Sentinel. Eren Jaeger adalah Sentinel dengan kemampuan meramalkan masa depan. Trauma masa kecil membuatnya takut pada kekuatannya sendiri dan menutup diri. Sampai akhirnya, Levi hadir untuk mengendalikan kemampuan Eren dan mau tidak mau menghubungkan keduanya dalam ikatan jiwa. Namun ketergantungan Eren hanya sebelah pihak. Levi tidak tampak membutuhkan Eren seperti Eren membutuhkan Levi. Ditambah lagi, suatu malam Eren meramalkan hal terburuk yang tidak bisa ia katakan pada Levi. Eren pun dihadapkan pada pilihan sulit untuk menentukan masa depan seorang diri, sekaligus harus menahan perasaannya pada Levi yang tidak kunjung berbalas.