"Kamu apa-apaan Prill?" Ali sedikit terkejut dengan sikap Prilly, meskipun Ali tahu selama ini Prilly tidak nyaman dengan sikapnya, tapi tidak menyangka Prilly akan seperti ini. "Aku capek kamu atur-atur terus, aku mau bebas, aku mau jalanin apa yang aku pengen bukan apa yang kamu pengen." "Jangan kayak anak kecil!" Suara Ali naik satu oktaf Prilly semakin emosi dibilang seperti itu. "Aku memang bukan anak kecil lagi. Kamu yang perlakuin aku kayak anak kecil. Apa-apa kamu atur, apa-apa kamu yang nentuin, nggak boleh ini nggak boleh itu, harus ini harus itu. Aku bukan boneka kamu Li! Aku berhak melakukan apapun, jangan atur-atur aku lagi!Tolong kamu ngerti."

Sekeras-kerasnya BATU, kalau terus-terusan terkena AIR, akan retak juga. Apalagi HATI. Sekokoh apapun tembok pertahanan yang dibangun, kalau tiap hari dicemilin KENYAMANAN, akan baper juga.

Prilly jatuh cinta pada kakak kelasnya, Panca. Pria baik-baik, sesuai kriterianya untuk dijadikan pacar. Setelah sekian lama dekat, Panca belum juga mengungkapkan rasa cinta. Prilly mulai gusar,, Lalu, datanglah sosok Ali, adik kelas yang bad boy. Jelas, jauh dari pria idaman Prilly. Tapi, takdir membawa Prilly jauh lebih dekat dengan Ali. Bagaimana dengan hatinya?cintanya? Masih bertahan pada Kakak kelasnya atau sudah berpindah pada Adik kelasnya? Putih kah? Hitam kah? Atau tidak keduanya? Hanya, semesta yang tahu. #31 fiksi penggemar -- 30/06/2016 #30 fiksi penggemar -- 30/08/2016 #22 fiksi penggemar -- 31/08/2016