F13 , sebuah kelompok persahabatan yang ga sengaja terbentuk saat anggotanya menjalani masa masa SMP . Sesuai namanya , dalam kelompok ini ada 5 orang cowok dan 8 orang cewek . 6 tahun berlalu , menjadikan mereka sosok yang berbeda dengan schedule masing masing . Namun , apakah yang terjadi ketika takdir menyeret mereka kembali bertemu dalam sebuah kondisi yang tidak menyenangkan? Ditambah dengan 2 orang laki laki yang membuat keadaan semakin berbeda . Lalu , rahasia apa yang terungkap saat mereka tak sengaja masuk kedalam target penculikan? Akankah semua kembali dan mampu memaafkan kenyataan? Ketika kenyataan tak selalu sesuai harapan , membelit 15 orang sahabat dalam kisah percintaan..

[Sudah Terbit] One day, I hope you can love me. Copyright © 2016 By YustikaM 16/08/2016

Dia namanya Renatha Ardania, tapi biasanya kalo di kelas panggilannya blurryface, karena apa? Karena katanya sih ya kalo di kelas dia gak jelas gitu, suka menyendiri, pinter juga engga. Tapi jangan salah, dibalik itu semua dia punya satu hal yang ngga diketahui sama semua anak. And it such amazing. Diem-diem dia juga suka perhatiin cowok yang tergolong most wanted disekolahnya. Dia nulis cerita dan isinya curhatannya yang berimajinasi tentang cowok cowok itu. Secara cuma-cuma dia ngepost cerita dia di aplikasi yang namanya wattpad. Dan tebak apa? Salah satu dari mereka tau akan hal itu! "Lo mau gak kalo kita jadian?" Ucap Junario mengutip dari cerita yang Renatha posting. Sedangkan gadis yang baru saja merapikan roknya itu langsung bingung dan merasa seperti dia sedang menaiki roller coaster yang melesat naik dan tiba-tiba berhenti di puncak. "Hah?"

5 part terakhir di private, silahkan Follow dulu kalau mau baca. #1 in teenfiction 15 Februari 2017 [SELESAI] Aku adalah pemilik dari hatiku. Aku berhak menyukai siapa saja semauku, termasuk kamu. Tapi, aku tidak akan memaksamu bertanggung jawab atas perasaanku, jadi tolong jangan memintaku untuk berhenti menyukaimu.

🎉 Pemenang The Wattys 2016 kategori PENDATANG BARU 🎉 Alya selalu berhasil 'menjinakkan' siapapun siswa/siswi bandel di sekolahnya. Kecuali satu, satu laki-laki yang Alya bersumpah tidak ingin berurusan dengannya. Tapi, ketika kepala sekolah mengancamnya, dia akhirnya harus meruntuhkan sumpahnya itu dan mendekati Nanda, raja dari rajanya anak-anak bandel. Selalu ada alasan, dibalik sikap seseorang. Dan Alya tahu, Nanda punya alasan. Alasan yang hanya selalu dia simpan, sendirian. Seperti dirinya. #84 in teenfiction (10-01-2017)

[Sequel of Alasan] Alya tidak pernah ingin serius dengan perasaannya. Tapi semakin hari, semakin jauh, dan semakin lama, perasannya semakin serius. Bukannya perasaan itu menghilang, malah menjadi semakin kuat. Sama seperi kalung gemboknya. Yang masih terkunci rapat, menunggu sang pemilik kunci yang membukanya. Ceritanya tak sesederhana itu. Pasti, dan akan selalu, ada pencuri yang ingin mencuri kuncinya. Pasti dan akan selalu ada maling yang ingin melepas borgol itu. Tapi tetap saja gembok itu hanya punya satu kunci.

Afra selalu percaya bahwa cinta tumbuh dari hal-hal kecil. Dari cara seseorang mengingat warna kesukaannya, dari pesan singkat "udah makan?" di tengah hari yang sibuk, dari tatapan yang tak pernah meminta, hanya memberi. Ia baik hati, terlalu baik bahkan. Mudah memaafkan, mudah percaya. Dan mungkin itulah yang membuatnya terjebak dalam hubungan yang membuatnya perlahan kehilangan dirinya sendiri. Kenzo adalah badai yang datang tanpa peringatan. Ia tampan, cerdas, dan tahu cara membuat Afra merasa dibutuhkan. Tapi di balik semua itu, ada kontrol yang halus, kata-kata yang menusuk, dan tekanan yang membuat Afra merasa bersalah hanya karena ingin bernapas. Faza diam-diam menyukai Afra sejak lama. Ia tak pernah berani bicara, hanya menyimpan rasa itu dalam perhatian kecil: membawakan buku yang Afra cari, menunggu di halte agar bisa pulang bersama, atau sekadar menatap dari jauh saat Kenzo menggenggam tangan Afra terlalu erat. Afra tahu ada yang salah. Tapi ia juga takut. Takut kehilangan Kenzo, takut dianggap lemah, takut tak ada yang memilihnya jika ia pergi. © Copyright 2015