khansaqzain's Reading List
3 historias
Alzheimer Disease por moonsky-
Alzheimer Disease
moonsky-
  • LECTURAS 1,791,433
  • Votos 102,964
  • Partes 45
"Aku akan mengalami kematian mental sebelum kematian fisik. Aku akan melupakan segalanya segera. Nantinya, aku tidak akan tahu apa alasanmu untuk selalu bersamaku, mengapa kau masih bertahan disisi ku. Kau tahu? kau akan pergi dari pikiranku, Harry! Dan begitu juga aku. Kau mengerti? Seperti halnya ingatanku akan menghilang, jiwaku pun juga ikut menghilang. Aku takut. I'll forget everything soon. " "Mengapa jiwamu ikut menghilang? C'mon, Bangunlah Jen. Serahkan padaku. aku adalah ingatanmu. Aku adalah hatimu." Ketika cinta menyapa, ia melupakan semuanya. Sanggupkah Harry Styles dan Jenna Axelle bertahan? Amazing cover by syawlanrlvstory.wordpress.com
Tentang Kamu yang tak Tahu Arti Menunggu por TarinArkad
Tentang Kamu yang tak Tahu Arti Menunggu
TarinArkad
  • LECTURAS 3,087
  • Votos 24
  • Partes 4
Gandis tahu mereka sudah berjanji. Namun Diyan mengingkari. Gandis percaya bahwa berharap lebih artinya siap dikecewakan, hanya saja ia lupa bahwa orang terdekatlah yang justru punya kesempatan melukai lebih besar. Lalu Diwang muncul, menawarkan harapan yang tak ingin Gandis yakini. Tidak seharusnya perasaan itu ada di tengah ikatan persahabatan. Tapi Diwang percaya justru Gandis satu-satunya orang yang bisa membuatnya jatuh cinta setengah mati. Gandis menyadari kerumitan ini. Hingga ia tak menyangka kehadiran sosok yang bisa menyederhanakan semua. Sosok tak disangka yang mengubah tangisan luka menjadi semburat senyum bahagia. Ini tentang janji yang diingkari. Tentang harapan yang dikecewakan. Tentang sosok tak disangka yang datang mengobati luka. Telah terbit di Elex Media sejak Februari 2018
Revan & Reina por bellawrites
Revan & Reina
bellawrites
  • LECTURAS 8,952,533
  • Votos 168,760
  • Partes 16
[TELAH DITERBITKAN & DIFILMKAN] Pandangan Reina dan Revan beradu. Dan, hal pertama yang mampu gadis itu lakukan adalah memejamkan kedua matanya sambil menghirup udara sebanyak mungkin. Sementara ia menyusun kata demi kata untuk mengurai penjelasan, justru Revanlah yang pertama kali membuka mulut. Memecah keheningan yang janggal. Meski begitu, ekspresi Revan terlihat muram. "Gue ngerti kok, Na. Tanpa lo jelasin pun, gue bisa mengerti," Revan melempar pandangannya ke arah lain. "Karena itu satu-satunya hal yang mesti gue lakukan ketika dia kembali." Reina masih terdiam. Perasaannya teraduk-aduk. *** Sebab Revan percaya, hati yang terluka hanya perlu waktu untuk sembuh. Namun, bukankah rasa kerap berjalan beriringan dengan anomali? Kini, kebahagiaan pun masih bertumpu pada ketidakpastian.