Kiara merasa tertampar dengan kenyataan bahwa dirinya harus dipindahkan ke kelas dimana mantannya berada. OMO... Bagaimana Kiara bisa menjalani hidup dengan tenang jika sang mantan yang belum bisa ia lupakan satu kelas dengannya? Baru kali ini Kiara merasa sial. Untungnya, Rafa, teman satu kelasnya ikut pindah walau Kiara tidak mengetahui alasannya. Penasaran dengan kisah mereka? Ikuti terus cerita ini. Happy Reading!! Love, Cakegurlllon

Cerita ini hanya cerita yang mengisahkan tentang dua orang yang saling mencintai, dengan begitu banyak hal manis serta tantangan yang mereka akan lalui didalam suatu hubungan backstreet. note : terdapat adegan khusus u 18+, thanks

Kehidupan Lova awalnya sempurna bersama Darren. Berbagi kasih, berbagi suka maupun duka serta berharap Darren adalah cinta pertama dan terakhir Lova. Namun hal itu tak bertahan lama sejak kehadiran Kenan dalam hidup Lova. Demi Darren, Lova rela menyerahkan cintanya pada Kenan, si cowok kasar dan posesif parah itu. Dan Kenan tak akan segan-segan untuk memukul, meninju atau menendang siapa saja yang berani menyentuh Lova, kekasihnya. Terlebih Darren. Percikan api kebencian terlihat jelas diantara Kenan dan Darren. Terlebih Darren membenci Kenan karena menganggap dialah yang membunuh Papa. Tapi, benarkah demikian? Lagipula bagi Kenan, Papa adalah aib yang tak bisa ia akui. Jadi, Papa pantas mati kan? Bagaimana kelanjutan kisah cinta yang penuh rumit antara Kenan, Lova dan Darren? Bisakah Lova memutuskan kembali pada Darren? Atau malah makin dekat dengan Kenan? WARNING 17+ MENGANDUNG KATA KASAR, KATA MAKIAN DAN BEBERAPA ADEGAN VULGAR. MOHON BIJAKLAH DALAM MEMBACA.

-Karena Bulan akan selalu berada dilangit yang sama dengan Bintang. Hubungan tanpa keterbukaan memang sangat sulit dijalani. Apalagi dilakukan oleh dua orang yang sama-sama saling mencintai, seperti halnya Bulan dan Bintang. Keduanya sama-sama tahu. Keduanya mengerti akan hal itu. Hanya saja mereka berpura-pura tak perduli walau nyatanya setiap saat perasaan mereka selalu dikorbankan. Bintang dengan sebuah rahasia yang entah mengapa semakin hari semakin membuat Bulan penasaran. Dan Bulan sendiri, merasakan betapa tersiksanya memiliki sebuah kenyataan yang mungkin masih belum bisa ia terima. "Kalau akhirnya bakal kayak gini, mending gue nggak pernah ngerti aja sekalian." Ucapan itu menembus ulu hati Bintang. Suara Bulan yang menahan tangisan membuatnya merasa tak berguna. "Gue salah. Maaf, Bulan." "Gue pergi." Tanpa banyak kata, tanpa banyak kalimat serta emosi yang ia keluarkan, Bulan memilih pergi. Pergi jauh untuk menyembuhkan luka hatinya. Ia berusaha untuk mengerti. Mencoba mengerti keadaan. Setelah sekian lama bertahan, apakah ini akhir dari kisah mereka yang nyata?