Saat pernikahan berlangsung tanpa adanya ta'aruf bahkan bertemu saja belum pernah. Dan lagi tanpa adanya cinta Mungkinkah bisa bahagia ? "Apa kamu tidak Ridha menikahiku ?" ... Bisakah pernikahan seperti ini baahagia ? Atau malah membawa derita. "Saat kau sebut namaku dalam ijab qobul disitulah kuserahkan semuanya untuk mu terlebih seluruh hatiku" ... "Sedang aku terus menanti dan menanti kamu menerima ku di hatimu, menguntai setiap do'a agar Allah mau menghadiahkan cintamu seutuhnya untuk ku, tapi apa yang ku dapat ? Tetap namanya yang terpatri di hatimu, walau aku kini masih bernafas dihadapanmu tetap namanya yang selalu kamu genggam. Sabar ku seolah menemui jalan buntu" Andai kamu tahu. Aku mencintamu dalam setiap do'a yang kupanjatkan pada-Nya

Ternyata kehilangan cinta lebih menyakitkan daripada saat aku kehilanganmu dulu... walaupun mungkin memang kau tak pernah mencintaiku.. aku merindukanmu

Terkadang kebahagiaan kita harus kita berikan kepada orang yang kita sayang tapi ingat ketika kita merelakan semua nya karna allah maka allah akan mengganti nya dengan yang lebih baik Terpaksa harus menerima Menikah dengan orang yg paling di benci demi bukti kecintaan nya kepada orang tua sehingga ia harus mengorbankan perasaan cinta nya ke pada seseorang harus ia kubur dalam -dalam apakah ia mampu menerima suami nya ?

Bagaimanakah jika kau tak pernah beruntung soal cinta? Tersakiti oleh cinta yang kau pilih, yang kau perjuangkan. Tersisihkan oleh situasi yang tak pernah berpihak padamu, meskipun kau berjuang untuk mendapatkannya dengan cara apa pun. Mencintai orang yang sama dalam situasi yang berbeda. Mencintai seseorang sepuluh tahun lamanya, dan dia justru menyakitimu dalam satu kesempatan saja. Menghancurkan harapan yang kau bangun sendirian. Tanpa support dari orang-orang di sekitarmu. Merahasiakan cintamu,perjuanganmu,sakitmu sendiri,seorang diri. Melawan logikamu ketika situasi semakin sulit, menunjukkan bahwa kekuatan doa terkalahkan oleh takdir. Jatuh bangun memotivasi diri sendiri saat situasi menunjukkan bahwa kau kalah. Semua tak seperti yang kau harapkan. Novi,dia yang tak beruntung itu. Wanita yang sepuluh tahun lamanya berjuang menghadapi situasi yang tak pernah berpihak padanya. Cinta?? Dia tak pernah beruntung soal itu.

"Menangislah. Lepaskan semua beban yang kamu rasakan. Aku tak ingin kamu seperti ini. Aku tahu kesedihan kamu, bahkan orang yang kamu cintai tak dapat hadir di acara pernikahanmu walaupun sejenak hanya untuk melepas rindu sebelum kita pergi. Tapi aku percaya kita bisa." Ucap lelaki itu membuat Rindy semakin terisak. "Aku hanya meminta jangan menyesali pernikahan ini." Sambung pemuda itu lagi kini disertai nada getir dalam kalimatnya. Rindy menggeleng masih disertai tangisnya.