Diana Ravenska Wijaya Dulu, ia hanya seorang gadis gendut, berkacamata tebal serta kutu buku. Tetapi sekarang Diana adalah wanita yang paling diidamkan oleh kaum pria. Cantik, sexy dan pintar. Ditambah lagi memiliki pekerjaan sebagai seorang general manager di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Tidak terhitung sudah berapa pria yang ia patahkan hatinya. Sayangnya, ia tidak pernah menganggap pria yang dekat dengannya sebagai pacar. Diana hanya menganggap mereka sebagai teman kencannya. Demi membalaskan dendamnya di masa lalu, Diana rela melepaskan pekerjaannya dan menjadi sekretaris seorang Samuel Russel Wibowo, seorang pengusaha kaya raya yang baru saja kembali ke Indonesia sekaligus mantan pacarnya. Sam. Pria yang sudah menghancurkan hati Diana dulu dan menjadikannya bahan taruhan. Dan sekarang Diana berjanji. Ia yang akan menghancurkan pria itu. Ia akan merebut hati pria itu lalu menghancurkannya bersama perusahaannya. Diana begitu yakin dengan rencananya. Hingga ia bertemu langsung dengan Samuel dan sadar rencananya tidak akan berjalan lancar karena Sam tidak hanya bisa membuat hatinya bergetar seperti dulu, tetapi dirinya merasa panas hanya karena tatapan tajamnya. .... "I HATE YOU SAM!" "Mungkin I LOVE YOU maksudmu, Diana sayang." .... Cover by @nelvimars . Bijaklah dalam memilih bacaan. Cerita ini khusus usia 21+

21+. Seorang wanita berparas cantik, bertubuh indah, berkulit putih bak pualam, mata biru gelap segelap laut dalam, berotak cerdas, sukses dan kaya. Apa yang kurang dari seorang Araxi Amora Hernandes? Hanya satu. Bibir ranum itu tak pernah tersenyum. Mata indah itu selalu menatap tajam dan hatinya yang beku tak tersentuh. Adakah yang sanggup melelehkan hatinya? Mau mencoba?

Lima tahun berlalu setelah tragedi Polong Mayit. Pertumpahan darah menyisakan bangkai yang harus mereka timbun untuk menutup bau busuknya. Adalah Desa Leduk, sebuah desa di daerah pesisir yang merupakan Desa dengan pemakaman terbesar. Namun tanah desa terlalu banyak menelan mayat. Hingga tiba saatnya bumi Leduk memuntahkan isinya. Semua yang ada dibalik batu nisan, terlunta-lunta di jalanan desa. Berbaris rapi seperti sebuah karnaval, karnaval ghaib dari barisan keranda merah.

Mariposa kini selalu bersamanya. Mariposa selalu memencarkan keindahannya. Namun, sampai kapan Mariposa selalu bisa bersamanya? Sampai kapan Mariposa akan selalu indah? Apakah Mariposa tetap terlihat indah jika dia pergi? Mari kita mulai perjalanan baru Mariposa.