Cinta itu aneh. Kadang kita bertahan bukan karena masih mencinta, tapi karena tak tahu bagaimana cara berhenti. SEvaria dan MESTArio. Dua nama yang dijahit semesta menjadi satu, lalu dirobek oleh luka. Dia hanyalah gadis sederhana yang terus belajar berdamai dengan epilepsi yang diam-diam mencuri satu per satu mimpinya. Penyakit yang membuatnya kehilangan lebih dari sekadar kesempatan, tetapi juga seseorang yang pernah bersumpah akan tetap tinggal. Ketika cinta diuji oleh kenyataan pahit, oleh tubuh yang lemah dan ego yang tak bisa dibungkam, masihkah ada ruang untuk pulang? Karena kadang, maaf tak cukup untuk menyembuhkan. Ia hanya cukup untuk membuat seseorang bertahan sedikit lebih lama di tengah cinta yang nyaris punah.

Alvandy Levant Gerhana datang seperti malam yang tak diundang. Gelap, tenang, tapi membawa badai di balik diamnya. Sejak ia pindah ke SMA Cendekia, hidup Lavina tak lagi sama. Semuanya dimulai dari sebuah tantangan. Satu langkah mendekati Alvan ... dan kenangan yang terkubur mulai berbisik. Ada yang hilang. Ada yang disembunyikan. Dan mungkin, bukan hanya hati yang pernah terluka, tapi juga masa lalu yang sengaja dilupakan. Dan dari sanalah, satu demi satu rahasia tergelap mulai terkuak. Sementara di tengah reruntuhan kenangan, sepercik cahaya kecil mulai menyala. Karena tak semua cahaya datang dari tempat yang terang. Kadang, bintang paling bersinar justru lahir dari gelap yang paling kelam.

"Bahagia? Bahkan aku terlalu takut buat mikirin hari esok." Ucapannya lirih, tapi cukup menusuk di antara dinginnya malam. Matanya kosong, seolah raganya hadir di sana, tapi pikirannya tersesat entah ke mana. Sejak kecil, hidup tak pernah memberinya ruang untuk bernapas lega. Bahagia hanya terdengar indah di kepala orang lain, tapi tak pernah nyata dalam hidupnya. Terlalu banyak kehilangan, terlalu banyak luka, sampai ia kebal-bahkan pada harapan. Suara-suara yang tak bisa ia hentikan, bayangan-bayangan yang tak bisa ia usir; skizofrenia mengurungnya dalam dunia yang tak dipahami siapa pun, bahkan dirinya sendiri. Hari esok? Baginya, lebih menakutkan dari hari ini. Karena esok hanya menuntut satu hal: "Masih kuat, nggak?"

Narion Ariksavian dan Clara Laurenza. Dua nama yang, jika disingkat, membentuk kata NaCl seperti larutan garam dalam ilmu kimia. Namun, kisah mereka bukan sekadar simbol kimia. Ia adalah reaksi kompleks antara cinta, perbedaan, dan keyakinan. Narion dan Clara dipertemukan oleh takdir, disatukan oleh rasa, tapi dipisahkan oleh realita. Cinta mereka tumbuh dalam diam, mekar di antara laboratorium, catatan rumus, dan percakapan larut malam. Namun, mereka tahu ... hubungan ini adalah reaksi yang tak stabil. Cinta mereka adalah senyawa yang indah, tapi bertentangan secara prinsip. Cinta beda agama yang sulit bersatu dalam ikatan yang sah. Haruskah mereka terus melawan hukum yang tak tertulis demi cinta? Ataukah melepaskan, sebelum segalanya menjadi racun bagi keduanya? Ikuti kisah NaCl, cinta yang tak sesederhana larutan garam. Sebuah cerita tentang pilihan, keyakinan, dan keberanian untuk mencintai ... atau melepaskan.