❝Kalo kalian berdua aja ngga mau jadi rumah gue, lantas kemana lagi gue harus pulang? Ke rumah Tuhan, ya?❞ °°° Ares kira, semuanya akan baik-baik saja, semua akan kembali seperti sedia kala. Akan tetapi ia salah, tak ada yang baik-baik saja sejak kehancuran itu terjadi. Tak ada yang kembali. Ares kira, ia bisa menjadikan kedua saudara kembar tak seirasnya sebagai rumah, tempat ia bersandar dikala lelah menerjang. Namun, lagi-lagi ia salah karena berharap terlalu banyak, hingga tak satupun harapnya yang terwujud. Nyatanya, Ares benar-benar sendiri. Ia tak pernah punya rumah untuk pulang dan beristirahat dari segala penat. Ia tak pernah punya tempat untuk menampung curhat. Rumah tempatnya pulang telah hilang. Rumahnya telah roboh bersama dengan hadirnya bencana perpisahan kedua orang tuanya. Rumah itu, saksi bisu kesendiriannya. Saksi bisu kesakitannya. Dan saksi bisu kehancurannya. Akankah rumah tempat Ares pulang kembali hangat? Akankah semuanya membaik?

Jika kalian berfikir semua berakhir bahagia, kalian salah.. Justru badai yang paling besar datang setelah Seokjin meninggalkan Bangtan.. Jungkook, orang yang paling terpuruk karena kehilangan Seokjin justru dipaksa untuk menjadi satu satunya pilar yang harus mempertahankan rumahnya. Rumah yang hampir runtuh membuat Jungkook berfikir untuk tetap bertahan atau meninggalkannya. Sequel Of Kim Seokjin

[END] Follow sebelum membaca Seokjin mencoba berteman dengan takdir yang selalu mempermainkannya. Walaupun harus merasakan sakit berkali-kali, ia selalu meyakini, bahwa suatu saat nanti ia akan mendapatkan kebahagiaan yang dulu ia cari. "Aku baik-baik saja, dan akan selalu begitu" Tetapi ia berdusta. Ia tak pernah baik-baik saja. Ia sakit, Ia terluka.

Pegang aku erat.. Peluk aku.. Bisakah kau percaya padaku? Tolong, tolong, tolong tarik aku dan peluk aku.. Cast : -Kim Seokjin -All member BTS

"Terima kasih Hyung, kami akan bahagia. Untukmu, untuk Army." -Bangtan- "Terima kasih Kim Seokjin, sudah menjadi salah satu kebahagiaan kami." -Army-

• Orang-orang menganggapku menikahi Jeon Jungkook hanya demi uang. Apalagi dengan status Jungkook yang merupakan seorang duda dengan dua orang anak. Aku tak akan mengelak, toh memang kenyataannya demikian, aku menikahinya dengan imbalan uang. Setidaknya aku punya alasan kenapa aku membutuhkan uang Jungkook (Jeong Yein). • Aku tak pernah mencintainya. Untuk apa aku mencintai gadis matre sepertinya. Lagipula, aku sudah berjanji untuk selalu setia pada mendiang istriku, Im Nayeon. Aku membutuhkan Jeong Yein hanya untuk mengurus kedua buah hatiku yang harus kehilangan ibunya di usia yang masih sangat kecil (Jeon Jungkook).

Gimana sih punya guru rasa bangsat? "Punya guru kok bangsat-bangsat amat" -Jinri