Pura-pura bahagia adalah luka yang tidak bisa diobati. 15 tahun angka yang menakutkan untuk pernikahan Barra Athallah dan Tabitha Mahreen Hamid. Luka yang sekian lama terpendam di hati masing-masing mulai tak bisa ditutupi. Hingga kata cerai terucapkan oleh Barra. Laki-laki yang sejak dulu selalu memperjuangkan kebahagiaan Bitha. Meski dia sadar tidak hanya bahagia yang dirasakan oleh perempuan itu. ---------- Cerita tentang Barra Athallah dan Tabitha Hamid. (Al kahfi series)

Nada menyukai puisi,pantun,novel dan hal lainya yang berbau sastra namun, tidak dengan nama Sastra Arland Dirgantara. Dulu dia sangat mencintai Sastra, hingga suatu masalah membuat Nada membenci Sastra. Mereka saling membenci,namun sebenarnya mereka saling mencintai. Ego keduanya yang sama-sama besar membuat mereka hanya dapat menyimpan rasa yang tak bisa tersampaikan kepada sang kasih.

Mungkin nasib baik Seila sudah habis saat dia terpaksa menikahi seorang gay tampan yang akan mewarisi perusahaan besar Renville. Didorong oleh hati nurani yang sering dia kutuki sendiri, gadis muda itu menikahi pria licik yang sempat menjebaknya itu. Semuanya hanya karena dia ingin menyelamat nyawa kekasih pria calon suaminya yang ada dalam bahaya. Seolah tak cukup dengan pengorbanannya, cobaan terus datang silih berganti padanya. Seseorang dari masa lalunya kembali hadir dalam keadaan yang membuat cerita ini terasa canggung. Entah dia bisa bertahan atau tidak. Yang pasti dia tahu kalau pisau selalu ada di dapurnya jika dia ingin mengakhiri hidupnya.

🌻SUDAH DITERBITKAN & CHAPTER MASIH LENGKAP🌻 [[ NGGA TERIMA PROMOTE DI KOLOM KOMENTAR ]] "Apa sih arti gue buat lo?" Tanya gadis bermata hazel itu dengan tangan yang sudah mengepal geram, siap melayangkan tinju pada pemuda yang sedang berdiri dihadapannya. "Apa arti lo buat gue? Gue ngga pinter merangkai kata-kata sih, jadi gue ngomongnya blak-blakan aja ya?" Pemuda itu memberi jeda sejenak, sebelum kembali melanjutkan kata-katanya. "Yang pasti, Matahari itu penting. Tanpa matahari, ya ngga ada fotosintesis. Kalau ngga ada fotosintesis, ya ngga ada O2. Nah, tanpa O2, kita ngga bisa Nafas. Kalau ngga nafas, ya mati. Kalau mati, gue ngga bisa ketemu sama lo." "Sejak kapan seorang Regha bisa ngerti fotosintesis? Bukannya lo bego Biologi, makanya masuk jurusan Bahasa? Jleb!! Regha meneguk salivanya dengan susah payah ketika kata-kata Ata menembus ke relung hatinya yang paling dalam. ♥♥ Cover by : Fazelxx ♥♥

Stacy Amanda Athalia, gadis yang baru memasuki kelas sepuluh di SMA Nusa Bangsa yang selalu dibully di sekolahnya. Namun siapa sangka, tahun ajaran yang menurutnya suram justru mengenalkannya dengan perasaan baru yang bernama cinta.

[Attention : Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD, untuk mengedit ulang adalah sebuah kemalasan saya :v] [COMPLETE] #60 in Teenfiction [6 Februari 2017] "Senyum Dong, Gak Baik Tau Kalau Gak Mensyukuri Nikmat Tuhan," -Venus "Ck, Ntar Kalau Gue Senyum, Lo Bisa Jatuh," -Mars Ps : Jangan Heran Cerita Gue Banyak Typo. Lagi Proses EDIT!!!