Divaslvldr_'s Reading List
3 stories
SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA] by Cintaprita
Cintaprita
  • WpView
    Reads 4,963,660
  • WpVote
    Votes 409,747
  • WpPart
    Parts 45
Sequel Married with senior Cinta udah Seagama udah Saling percaya udah Tinggal satu yang belum Restu orang tua Ya ini kisah Angkasa dan Mika yang memperjuangkan kembali kisah cintanya. Kejadian yang lalu-lalu membuat orang tua Mika tak mempercayai lagi Angkasa, hingga membuatnya tak merestui hubungan ke duanya. Mampukah keduanya mendapat restu tersebut? Atau malah menyerah ditengah jalan?
LUNAR (Side Story Teluk Alaska) by ekaaryani
ekaaryani
  • WpView
    Reads 1,155,776
  • WpVote
    Votes 99,243
  • WpPart
    Parts 20
Bulan Edeline, cewek cantik bertubuh mungil tapi bisa membuat preman langsung babak belur dalam sekejap. Semua orang takut padanya, cowok-cowok langsung kabur hanya dengan melihat tatapannya yang penuh aura mematikan. Kejuaraan taekwondo dan bela diri lainnya sudah biasa dia raih, itu semua Bulan lakukan agar dia tidak terlihat lemah dan menjadi wanita tangguh. Sampai suatu saat, setelah kelulusan SMA tiba. Iqbal Elano, berhasil mengetahui kelemahan Bulan yang sebenarnya. Kelemahan yang membuat Iqbal tahu, bahwa Bulan memiliki sisi lain yang tidak pernah dia tunjukan pada siapapun. "Lo nggak bisa sembunyiin apapun lagi dari gue, Bulan." -Iqbal Elano
PERFECT BAD COUPLE (TERBIT)  by DianYustyaningsih
DianYustyaningsih
  • WpView
    Reads 27,399,072
  • WpVote
    Votes 1,666,238
  • WpPart
    Parts 93
Beberapa detik tatapan mereka beradu. Athur menajamkan tatapan saat Milla terus menatap matanya. "Jangan berani tatap gue!" "Kenapa? Mata lo sakit?" Bukan mundur. Milla malah semakin maju. "Jangan lihat mata gue!" tegas Athur memalingkan wajah. "Oo jadi lo itu sakit mata? Atau mata lo ada beleknya ya? Dih jorok." "Diam!" Milla tersenyum menantang. Ia pindah posisi di depan Athur sehingga cewek itu semakin leluasa menatap mata Athur. Milla mempertajam penglihatan. Ia penasaran, memang ada apa di mata Athur. "Mata lo baik-baik aja. Gak merah tuh," ucapnya bak seorang dokter spesialis mata. Athur menunduk menatap mata Milla penuh amarah. "Minggir." Satu kata keluar penuh penekanan. Bukan Milla jika segera mundur saat ada hal yang menyenangkan. Milla malah semakin maju dan menatap mata beriris hitam pekat itu. "Jangan-jangan mata lo katarak ya. Atau malah mata lo punya virus menular jadi orang lain gak boleh lihat mata lo," ucap Milla bernada berlebihan. Sampai-sampai ia membelalakan mata, membuka mulut serta meletakkan kedua tangan di pipi. Emosi yang sejak tadi Athur kendalikan kini sudah di ujung tanduk. Baru kali ini ada orang yang berani menatap matanya. Bahkan sedekat ini. Apalagi baru kali ini kata-kata dingin Athur tidak mempan. Saat semua orang menunduk ketika Athur mengedarkan pandangan. Milla berbeda. Saat semua orang takut untuk berbicara dengan Athur. Milla berbeda. Dan saat semua orang diam ketika Athur berbicara. Milla berbeda. Tatapan Athur lurus pada mata Milla. "Gue akan buat lo nyesel berani tatap mata gue!" tegasnya bernada mengancam.