WikaAg
- Reads 424
- Votes 65
- Parts 11
Gue sama Haris udah lama berakhir. Dia adalah cinta pertama gue di masa putih abu-abu. Sampai sekarang pun, gue masih belum mau mencari pengganti Haris. Bagi gue, Haris adalah sosok lelaki yang tipe idaman gue banget. Gue sedikit menyesali keputusan waktu itu setelah kami prom night. Harusnya gue mendengarkan penjelasan Haris lebih dulu, tapi gue malah ambil keputusan yang salah, gue meminta putus, gue emosi, dan Haris saat itu hanya pasrah sama keadaan.
Tapi gue rasa semesta kini berpihak sama gue. Gue bertemu Haris lagi. Dia sekarang makin tampan, tampak dewasa, dan mungkin juga semua tentang kita dulu udah berhasil dia lupakan.
Gue sama Haris udah bisa berbicara normal, meskipun awalnya gue yang merasa canggung. Berawal dari pertemuan tak disengaja di sebuah pameran lukisan, gue dan Haris akhirnya berkomunikasi lagi. Dia sering menjemput gue ke kampus atau mengantarkan gue kemana aja yang gue mau. Sampai akhirnya, perasaan yang udah simpan dalam-dalam, malah kembali muncul.
Kita nggak tau bagaimana akhir dari sebuah perjalanan cinta. Tapi bagi gue, cerita gue dan Haris waktu itu bukanlah akhir cerita kami. Gue nggak tau bagaimana akhir yang sebenarnya, tapi setelah pertemuan kedua ini, gue berharap banget untuk mengulang sayang, untuk kedua kalinya.
___
Cerita ini diikutsertakan dalam kompetisi Grasindo Story Inc