fav :)
4 stories
Illusion [Tanpa Judul] by dhitapuspitan
dhitapuspitan
  • WpView
    Reads 181,375
  • WpVote
    Votes 22,575
  • WpPart
    Parts 21
[ a spin off to Childhood Memories, feel free to read this one without read the first one BUT it might be a spoiler for the first one ] Ini cerita tentang Amanda yang mengira bahwa dirinya telah hidup di kehidupan yang ia dambakan. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan Bintang, laki-laki yang membuatnya mempertanyakan apa arti kebahagiaan. Sudahkah ia hidup dengan bahagia atau dirinya hanya hidup dalam ilusi yang ia ciptakan sendiri? © 2017 by dhitapuspitan
POROS by winjo_h
winjo_h
  • WpView
    Reads 1,208,425
  • WpVote
    Votes 229,939
  • WpPart
    Parts 55
Solidarity M Forever! Semua tahu jika slogan itu sudah menggema dari Teknik Mesin berarti akan ada warga mesin yang baru. Ya, setiap mahasiwa baru Teknik mesin wajib mengikuti sebuah kegiatan jurusan yang bernama POROS sebelum resmi jadi warga teknik mesin. Kisah ini tentang Ratna, satu-satunya perempuan dari 103 orang mahasiswa baru teknik mesin yang menjalani POROS. Menonjol karena berbeda sendiri bukan berarti mendapat kompensasi, semuanya rata, semua senior mengaggapnya sama. Namun seorang Nareshta, senior tahun ke tiga, pemuda dengan skuter ungu bernama Jamilah kemudian memperlakukannya berbeda hingga membuat Ratna kebingungan. "Kak Nana baik ke semua maba atau ke saya doang?" "Kalau ke kamu doang kenapa?" "Nanti saya salah paham." "Gak apa-apa. Saya jomblo kok." Cover by ©tingkerdesign
Dialektiva by penacandramawa
penacandramawa
  • WpView
    Reads 344,720
  • WpVote
    Votes 59,087
  • WpPart
    Parts 50
Ini cerita tentang Tiva dan kejenuhannya terhadap tipe-tipe mahasiswa yang ada di kampusnya--terutama di kelasnya. Tipe mahasiswa yang caper sama dosen, yang menggadaikan ungkapan agen of change sebagai alasan bolos kuliah, yang menyumpal telinganya dengan headset saat kuliah berlangsung, atau yang hanya bengong dan baca komik atau novel saat diskusi. Lalu Tiva sendiri masuk ke tipe mahasiswa yang mana? Dia tidak masuk di salah satunya. Dia membentuk tipe mahasiswa tersendiri--yang beranggotakan Tiva seorang. Tiva yang malas ikut diskusi "kacangan" di kelasnya, yang bukan mahasiswa berprestasi, yang tidak ikut BEM atau himpunan yang dielu-elukan sebagai media mahasiswa bisa mendapat banyak pengalaman, yang tidak pernah ikut riset atau penelitian juga. Tiva memang terkesan cuek dan apatis, tetapi ia selalu ada di garda terdepan dalam peka terhadap lingkungan sekitar. Juga, ia bisa menyelesaikan masalah hanya dengan kata-katanya. Dan saat dia berdialektika, semua tipe mahasiswa hanya bisa terdiam dan berdecak kagum dalam hatinya. Efek dari dialektika yang dilontarkan oleh Tiva (re: dialektiva) memberikan pengaruh besar setidaknya kepada tiga orang; Adiran Kiluan sebagai mahasiswa berprestasi yang tidak ingin spotlight miliknya ini berpindah kepada Sativa, Bumi Barameru sebagai "pejuang keadilan" yang merasa bahwa ucapan dan intuisi Tiva membuatnya menjadi manusia seutuhnya, juga Mizi yang sadar bahwa ia lebih dari sekadar "biasa". Baik Adiran, Bumi, dan Mizi pada akhirnya sama-sama mengorbit pada lintasan yang tidak pernah Tiva ciptakan. Ketiga laki-laki itu merasa berkonstelasi dengan Tiva dan merasa membutuhkannya. Tapi masalahnya, Tiva adalah seseorang yang kompleks dan sulit diterka. Akankah Adiran, Bumi, dan Mizi mampu mengorbit--bahkan melebur--bersama Tiva?
If Only by InnayahPutri
InnayahPutri
  • WpView
    Reads 5,337,265
  • WpVote
    Votes 355,667
  • WpPart
    Parts 51
#09 in Teenfiction (24 Januari 2018) Pemenang The Wattys 2017 kategori Riveting Reads Kita telah belajar banyak mengenai kehilangan. Menjejaki satu-persatu luka, demi menemui kebahagiaan bagi yang lain. Jatuh, sampai rasanya tidak mampu lagi berdiri. Terpuruk, hingga mengira bahwa mati segera menjemput. Selang waktu berjalan, kita belajar untuk bangkit. Mengira setelah segala hal menyakitkan terjadi, maka tinggal senyum yang menanti. Namun nyatanya semesta memang sekejam itu. Betapa pun kita berusaha lari dari kejaran luka, menipu diri sendiri, tak ada yang mampu menyangkal; Bahwa kita bukanlah pemilik akhir yang bahagia.