Ketika tatapan sinis itu.. seperti mengisyaratkan.. mengisyaratkan agar aku mati.. Ketika tatapan sinis itu.. tatapan yang sangat tajam.. membuatku murka dan benci.. Akulah psycho.. Aku lahir dengan ketidakmampuanku.. Akankah aku selamanya seperti ini? Kematian.. Dengan apapun itu.. Dengan Cara apapun itu.. aku ingin kematian menjemputku.. Aku terlalu benci jika tatapan sinis itu datang.. Aku ingin sekali memotong.. membunuhun orang dengan tatapan sinis itu.. Lihatlah diriku.. Aku terlalu mematikan bagi sebagian orang.. Tidak ada yang menerima keberadaanku.. Tuhan... Tolong Bunuh aku dengan cara apapun.. Agar aku bisa merasakan kematian

disela waktu yang merambati pusat kegelapan malam lolong serigala jantan terdengar sayup memecah sunyi merintih didalam hatinya memanggil kekasih yang hilang membelah wajah bulan yang menyirat warna pucat pasi segunduk tanah merah tertancap tonggak kayu lapuk sebagai tanda dimana sebuah nama telah terpendam terkubur bersama impian luhur dan ke putus asaanya,,, Raga nya memang sudah mati Tapi jiwa nya masih merasakan kehidupan, Kehidupan di ambang pintu Antara dunia nya dan dunia manusia,, Dia merasa hidup bahkan lebih hidup dari waktu dia hidup... *** Suatu ketika dia bertemu dengan pemuda yg nampak kesepian..tengah menatap bintang dan bulan, di sana pula persahabatan nya di mulai,....