They say "follow your heart", but if your heart is in a million pieces, which piece do you follow? Mungkin takdir hanya mempertemukan mereka. Mungkin takdir hanya ingin melengkapi ceritanya. Takdir tidaklah jahat. Ia hanya mengikuti apa yang telah tertulis dalam setiap lembar kehidupan seseorang. Mereka hanya sebagian kecil dari kisah-kisah itu. Takdir membawa mereka ke tempat yang salah. Karna takdir telah menyatukan kepingan-kepingan kisah yang mereka sendiri tidak tahu. "Dan seandainya hari dimana kamu datang lagi itu ada, kuharap kita sudah sama-sama selesai. Selesai mencari, selesai bermain-main, dan selesai menyakiti hati." #Sheila A cover by @grievermazerunner @TeenlitIndonesia

[Sudah Terbit] PELIK "haruskah aku relain kamu dengannya?" Rayn belum pernah jatuh cinta. Gimana mau jatuh cinta kalau ngenali muka orang saja enggak bisa. Ia mengidap face-blindness yang dirahasiakannya mati-matian. Saat cinta akhirnya menyapa, Rayn enggak keburu tanya nama. Dicari: Gadis cerdas, kolektor buku, dengan wangi bedak bayi. Megan cuma tertarik buku dan fashion art. Gara-gara itu ia berseteru dengan Lucy. Bertemu Rayn, Megan terpana, ternyata ada toh cowok penggila buku, ganteng dan baik pula. Tapi enggak ada waktu untuk urusan hati. Misi: Menyelamatkan diri dari jerat Lucy. Lazuardi, cowok slengean yang jago flirting. Untuk Rayn, ia rela melakukan apa saja, termasuk menemukan Megan. Efek samping: jatuh cinta pada Megan dan lesung pipitnya. Kayak situasi kurang pelik saja, Lucy memaksa trio ini memilih antara mengorbankan nama baik Megan atau membongkar rahasia Rayn. ---------- Hai, salam kenal. Ary Nilandari di sini. Buat yang sudah kenal, yay, kita ketemu lagi. Masih belum bisa move on dari trio Wynter-Hya-Wynn di Wattpad-ku? Biarkan mereka di hatimu. Tapi siapkan juga tempat untuk Rayn, Ardi, dan Megan. Trio dinamis untuk BWM2 ini tak kalah bikin baper. Yuk, marathon bareng, aku menulis, kalian membaca. Tiap Selasa dan Jumat. Stay tune. Wattpad: @AryNilandari Instagram: @arynilandari Facebook: @AryNilandari desain cover oleh Ary Nilandari Ilustrasi cover oleh Rui Kaiser